kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,99   7,54   0.82%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ratusan tenaga medis wafat akibat Covid-19


Selasa, 29 September 2020 / 15:35 WIB
Ratusan tenaga medis wafat akibat Covid-19
ILUSTRASI. Tenaga kesehatan banyak yang menjadi korban wabah corona (Covid-19).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tenaga kesehatan banyak yang menjadi korban wabah corona (Covid-19). Data Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama dengan Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat, per 29 September 2020 terdapat 127 dokter, 6 dokter gigi umum, 3 dokter gigi spesialis dan 92 perawat meninggal dunia akibat Covid-19.

Dari jumlah 127 dokter yang wafat tersebut terdiri dari 66 dokter umum dengan 4 diantaranya merupakan guru besar, 59 dokter spesialis dengan 4 diantaranya adalah guru besar, serta 2 orang residen.

Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI Eka Ginandjar menuturkan, angka kenaikan yang siginifkan, lantaran sebagian besar masyarakat tidak memahami pelaksanaan aturan adaptasi kehidupan baru dan masih banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Munculnya kluster-kluster baru di setiap area dan bidang merupakan hal yang patut diwaspadai saat ini.

"Penggunaan masker yang baik dan benar sangat penting dalam upaya memutus rantai penularan COVID-19 termasuk menjaga diri kita dan orang lain yang kita sayangi dari tertular Covid-19 maka langkah 3M harus dilaksanakan," jelas Eka dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id pada Selasa (29/9).

Baca Juga: Kasus corona pecah rekor, IDI sudah prediksi penambahan kasus corona bakal tinggi

Langkah 3M tersebut ialah memakai masker dengan baik dan benar, menjaga jarak lebih dari satu meter, serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Eka menegaskan, pelaksanaan 3M harus dilaksanakan secara masif oleh semua orang tanpa kecuali. Dengan demikian, penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan dengan baik, dan dapat menekan jumlah korban dan collateral damage yang ditimbulkan terutama dibidang ekonomi, sosial dan politik agar tidak semakin berat.

Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) RM Sri Hananto Seno mengatakan, para dokter gigi yang meninggal rata-rata tertular pada saat memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada pasien seperti pasien dengan Covid-19 tanpa gejala. Kemudian ada pula yang tertular saat bertugas di rumah sakit umum, rumah sakit khusus gigi dan mulut, puskesmas, serta klinik tempat berpraktik.

Oleh karena itu, PDGI mengimbau kepada para dokter gigi dan masyarakat untuk melakukan konsultasi medis melalui tele-dental medicine untuk mengurangi angka penularan antara pasien ke dokter gigi.

"Dan apabila dibutuhkan penanganan langsung secara tatap muka, diharapkan pasien juga membersihkan mulut terlebih dahulu sebelum bertemu dokter gigi dan melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditentukan," ujarnya.

Selain dokter dan dokter gigi, jumlah perawat yang meninggal akibat Covid juga meningkat, yaitu 92 perawat meninggal dunia akibat Covid 19. Angka tersebut belum ditambah ribuan dalam status terinfeksi dan sedang diisolasi.

Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhilah meminta perlindungan terhadap para tenaga kesehatan dari perawat hingga dokter dan dokter gigi sebagai benteng terakhir dalam melawan Covid-19 ini merupakan tanggung jawab semua aspek, baik masyarakat, pemerintah, juga pemilik dan pengelola fasilitas kesehatan.

Adapun keseluruhan dokter yang meninggal lantaran Covid-19 tersebut berasal dari 18 IDI wilayah provinsi dan 61 IDI cabang di kota/kabupaten.

Berdasarkan data propinsi dijabarkan untuk provinsi Jawa Timur terdapat 31 dokter meninggal, Sumatra Utara 21 dokter, DKI Jakarta 17 dokter, Jawa Barat 11 dokter, Jawa Tengah 9 dokter, Sulawesi Selatan 6 dokter, Bali 5 dokter.

Lalu, Sumatra Selatan 4 dokter, Kalimantan Selatan 4 dokter, DI Aceh 4 dokter, Kalimantan Timur 3 dokter, Riau 3 dokter, Kepulauan Riau 2 dokter, DI Yogyakarta 2 dokter, Nusa Tenggara Barat 2 dokter, Sulawesi Utara 1 dokter, Banten 1 dokter, dan Papua Barat 1 dokter meninggal.

Selanjutnya: Akurasi rapid test dipertanyakan, ini metode pengganti yang disiapkan pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×