kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.691   15,00   0,09%
  • IDX 8.534   11,80   0,14%
  • KOMPAS100 1.183   3,00   0,25%
  • LQ45 858   1,04   0,12%
  • ISSI 301   1,79   0,60%
  • IDX30 442   -1,11   -0,25%
  • IDXHIDIV20 512   -0,58   -0,11%
  • IDX80 133   0,42   0,32%
  • IDXV30 137   0,22   0,16%
  • IDXQ30 142   -0,18   -0,12%

Rakornas Tata Lingkungan 2025, KLH Luncurkan Sistem EGIS dan Perkuat Sinergi


Rabu, 26 November 2025 / 10:01 WIB
Rakornas Tata Lingkungan 2025, KLH Luncurkan Sistem EGIS dan Perkuat Sinergi
ILUSTRASI. Rakornas Tata Lingkungan 2025, KLH Luncurkan Sistem EGIS dan Perkuat Sinergi.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) resmi meluncurkan EGIS KLH/BPLH (Environmental Geospatial Information System Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup) pada Rapat Koordinasi Tata Lingkungan 2025.

Peluncuran sistem ini disertai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara KLH/BPLH dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai langkah memperkuat integrasi data spasial untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

EGIS KLH/BPLH dikembangkan sebagai platform pusat pengelolaan, analisis spasial dan penyajian IGT lingkungan hidup yang berdayaguna, berkesinambungan, dan integrasi.

Sistem ini menjadi implementasi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Nomor 18 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik Lingkungan Hidup, sekaligus bagian dari upaya mewujudkan Satu Data Lingkungan Hidup Indonesia.

Baca Juga: Dampak Maraknya Industri, Keanekaragaman Hayati di Wilayah Adat Terancam

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan Indonesia harus menjadikan kondisi lingkungan hidup sebagai dasar kebijakan, bukan hanya bahan diskusi. Sehingga keputusan pembangunan harus berpijak pada data yang presisi dan terukur.

"Sebesar 70% aksi mitigasi berada di daerah. Itu berarti masa depan komitmen Indonesia setelah COP30 ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat di daerah hari ini dan seterusnya,” ujar Hanif.

Peluncuran EGIS diperkuat melalui penandatanganan dua Nota Kesepahaman penting. MoU antara KLH/BPLH dan BIG mencakup dukungan penyelenggaraan IGT lingkungan hidup, sinkronisasi data lintas K/L, serta kolaborasi program strategis nasional berbasis geospasial.

Sementara BMKG meliputi kerja sama dalam perlindungan lingkungan hidup, kajian meteorologi, klimatologi, geofisika, penerapan modifikasi cuaca, serta publikasi bersama yang mendukung pengambilan keputusan berbasis sains.

Baca Juga: Indonesia Dorong Inovasi Restorasi Gambut di AsiaFlux 2025

EGIS KLH/BPLH menyediakan sejumlah fitur utama, antara lain Peta interaktif, Analisis Spasial, Tata Kelola IGT, serta Layanan Berbagi Pakai berbasis API. Sistem ini telah mengintegrasikan 71 jenis informasi Geospasial Tematik Lingkungan Hidup, yang terdiri dari 31 IGT eksisting dan 40 usulan baru yang akan terus dikembangkan sesuai standar kualitas.

Menteri Hanif Faisol menegaskan bahwa teknologi geospasial perlu disertai kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan dunia usaha. Lingkungan bukan beban bagi pembangunan.

Selanjutnya: Keunggulan Pakai Internet Rakyat Tanpa Kabel Cuma Rp 100 Ribuan Per Bulan

Menarik Dibaca: Keunggulan Pakai Internet Rakyat Tanpa Kabel Cuma Rp 100 Ribuan Per Bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×