Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meluncurkan aplikasi dengan sistem kecerdasan buatan (AI) yang kini sedang dikembangkan, bernama Trade AI.
Trade AI dirancang untuk meningkatkan ketepatan analisis impor. Teknologi ini dirancang untuk pendeteksian dini praktik under-invoicing, over-invoicing, dan potensi pencucian uang berbasis perdagangan, yang berpotensi menggerus penerimaan negara.
Dalam pengembangannya, Trade AI dilengkapi kemampuan analisis nilai pabean, klasifikasi barang, verifikasi dokumen.
Baca Juga: Tangkal Barang Ilegal, Purbaya Resmikan Mesin X-Ray Canggih di Tanjung Priok
Seluruh fungsi ini nantinya akan terintegrasi dengan sistem CEISA 4.0, sehingga memperkuat koordinasi dan pengambilan keputusan di berbagai lini pengawasan.
Purbaya mengklaim Trade AI mulai menunjukkan hasil konkret meski masih dalam tahap awal pengembangan.
Ia menegaskan, Trade AI dikembangkan sepenuhnya secara internal oleh Kementerian Keuangan tanpa investasi besar pada tahap awal.
"Trade AI itu softwarenya dikembangkan secara internal. Jadi gak ada investasi yang terlalu besar sampai sekarang," ujar Purbaya dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (12/12).
Namun, untuk pengembangan lanjutan agar sistem ini dapat beroperasi lebih canggih dan terintegrasi di seluruh Indonesia, Purbaya memperkirakan kebutuhan investasi tambahan sekitar Rp 45 miliar.
Dana tersebut diperlukan untuk memperkuat infrastruktur teknologi informasi yang menopang kemampuan analitik AI.
Baca Juga: Pelototi Impor, Purbaya Kini Punya Sistem Canggih Deteksi Under-Invoicing
Purbaya menjelaskan hasil awal Trade AI cukup menjanjikan. Dari uji coba terhadap sekitar 145 Pemberitahuan Impor Barang (PIB), sistem mampu memberikan identifikasi cepat terhadap potensi kekurangan pembayaran.
"Tapi ketika kami coba cek lagi di lapangan segala macam, kami dapat Rp 1,2 miliar tambahan. Jadi lumayan itu," katanya.
Meski demikian, ia menilai angka itu masih terlalu kecil dibanding potensi sebenarnya.
"Tapi saya pikir sih masih terlalu kecil. Jadi, tapi gak apa-apa. Paling enggak first run sudah menghasilkan income yang clear seperti itu," terang Purbaya.
Selanjutnya: Catatan OJK Premi Asuransi Komersial Naik Tipis Capai Rp 272,78 Triliun, Oktober 2025
Menarik Dibaca: Nonton Netflix Tanpa Kuota Internet, Begini Cara Download Tayangan Gratisnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













