kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.649   -57,00   -0,34%
  • IDX 8.061   -62,18   -0,77%
  • KOMPAS100 1.116   -6,99   -0,62%
  • LQ45 794   -8,46   -1,05%
  • ISSI 281   -0,59   -0,21%
  • IDX30 416   -5,26   -1,25%
  • IDXHIDIV20 474   -4,96   -1,04%
  • IDX80 123   -1,09   -0,88%
  • IDXV30 132   -1,66   -1,24%
  • IDXQ30 131   -1,19   -0,90%

Tak Bangun Kilang Baru, Purbaya Murka ke Pertamina karena Impor Minyak RI Bengkak


Rabu, 01 Oktober 2025 / 05:50 WIB
Tak Bangun Kilang Baru, Purbaya Murka ke Pertamina karena Impor Minyak RI Bengkak
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku kesal atas mandeknya investasi kilang baru PT Pertamina (Persero). Ia menyoroti, sejak krisis 1998, Pertamina tidak membangun kilang baru sehingga kebutuhan impor bahan bakar minyak (BBM) terus meningkat. Foto: KONTAN/Nurtiandriyani S


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku kesal atas mandeknya investasi kilang baru PT Pertamina (Persero). Ia menyoroti, sejak krisis 1998, Pertamina tidak membangun kilang baru sehingga kebutuhan impor bahan bakar minyak (BBM) terus meningkat.

“Sejak krisis sampai sekarang tidak ada kilang baru, kalau bapak ibu ketemu Danantara lagi, minta Pertamina bangun kilang baru,” kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9/2025).

Padahal kata Purbaya, Pertamina pernah berjanji untuk bangun tujuh kilang baru dalam waktu lima tahun. 

"Sampai sekarang kan enggak ada satupun. Jadi bapak (Komisi XI DPR RI) tolong kontrol mereka juga. Jadi saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol. Karena kita rugi besar. Kita impor dari mana? Dari Singapura. Minyak, produk-produk minyaknya. Pabrik pupuk juga," jelas Purbaya.

Baca Juga: Purbaya Ramal Ekonomi Kuartal IV Tumbuh 5,5%: Saham Naik, Belanja Masyarakat Kencang

Akibat minimnya investasi kilang, Pertamina harus menambal kebutuhan domestik dengan membeli BBM dari Singapura. Kondisi ini membuat belanja impor minyak mentah dan hasil minyak Indonesia terus membengkak.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor minyak mentah pada Juli 2025 mencapai US$ 786 juta, naik 34,92% secara bulanan. Sementara impor hasil minyak naik 5,38% secara bulanan menjadi US$ 1,72 miliar. 

Secara kumulatif, impor minyak mentah Januari—Juli 2025 senilai US$ 4,96 miliar, turun 21,07% secara tahunan. Adapun impor hasil minyak periode sama mencapai US$ 13,41 miliar, turun 12,20% secara tahunan.

Purbaya menambahkan, dirinya sudah pernah meminta Pertamina membangun kilang baru sejak masih menjabat di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi pada 2018. Bahkan, ia sempat menawarkan kerja sama dengan perusahaan asal China, namun ditolak oleh Pertamina.

“Pertamina bilang keberatan dengan usul tersebut karena sudah overkapasitas. Waktu itu saya kaget, ‘overkapasitas apa?’” ujarnya.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Pastikan Pembayaran Kompensasi PSO ke Pertamina Tepat Waktu

Saat ini, bisnis penyulingan minyak Pertamina dikendalikan anak usaha, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), yang mengoperasikan enam kilang dengan total kapasitas pengolahan sekitar 1 juta barel per hari. Enam kilang tersebut yakni RU II Dumai (170 MBPOD), RU III Plaju (126 MBPOD), RU IV Cilacap (348 MBPOD), RU V Balikpapan (360 MBPOD), RU VI Balongan (150 MBPOD), dan RU VII Kasim (10 MBPOD).

Purbaya menilai, minimnya investasi kilang Pertamina juga berimbas pada lonjakan belanja subsidi dan kompensasi energi. 

Data Kementerian Keuangan mencatat, realisasi subsidi dan kompensasi BBM, LPG, hingga listrik mencapai Rp 218 triliun per Agustus 2025, lebih tinggi dibandingkan sepanjang 2024 sebesar Rp 208,4 triliun.

“Realisasi subsidi dan kompensasi hingga Agustus 2025 mencapai Rp 218 triliun, dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak mentah, depresiasi nilai tukar, dan pertumbuhan volume konsumsi barang bersubsidi,” terangnya.

Ia merinci, realisasi subsidi BBM mencapai 10,63 juta kiloliter, naik 3,5% dibandingkan 2024 sebesar 10,28 juta kl. Konsumsi LPG melon 3 kilogram juga meningkat 3,6% menjadi 4,91 juta kg dibandingkan 2024 sebesar 4,74 juta kg. Adapun penyaluran listrik bersubsidi naik 3,8% menjadi 42,4 juta pelanggan dari sebelumnya 40,9 juta pelanggan.

Selanjutnya: Bersiap! Bantuan Beras dan Minyak Siap Disalurkan Oktober-November 2025

Menarik Dibaca: 7 Film Scam Penuh Trik Penipuan dari Beragam Genre

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×