kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Punya dana US$ 60 miliar, Indonesia jadi target pertama investasi DFC


Jumat, 10 Januari 2020 / 15:56 WIB
Punya dana US$ 60 miliar, Indonesia jadi target pertama investasi DFC
CEO International Development Finance Corporation (IDFC) Adam S Boehler (kedua kiri) dan rombongan saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (10/01/2020).


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. U.S. International Development Finance Corporation (DFC) menjadikan Indonesia sebagai negara pertama tujuan investasi mereka.

DFC merupakan lembaga pengganti Overseas Private Investment Corporation (OPIC). DFC memiliki dana untuk pembangunan di negara berkembang sebesar US$ 60 miliar atau setara Rp 828 triliun (kurs Rp 13.800)

Baca Juga: Softbank Group siap gelontorkan investasi hingga Rp 1.380 triliun di ibu kota baru

"Ini baru pertama kali dibentuk dan saya langsung berkunjung ke Indonesia," ujar CEO Adam Boehler usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (10/1).

DFC sendiri memiliki tujuan untuk mengerek Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, DFC akan melakukan investasi do sejumlah sektor.

Antara lain adalah energi, infrastruktur dan kesehatan. Seluruh investasi DFC akan didorong untuk menggunakan teknologi tinggi. "Miliaran dolar ya (investasinya), dan nanti kita juga akan menyusun daftar investasi potensial apa saja," terang Adam.

Baca Juga: Softbank tertarik berinvestasi di ibu kota baru, sektor ini yang dibidik

Angka miliaran dolar itu merupakan katalisator yang akan meningkatkan penghasilan. Ditargetkan investasi tersebut akan berkembang hingga empat sampai lima kali lipat.

Sebelumnya juga Jokowi menerima komitmen investasi tersebut. Jokowi bilang pembangunan infrastruktur masih akan berlanjut pada periode kedua kepemimpinannya.

"Pemerintah membutuhkan investasi untuk pengembangan infrastruktur seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, infrastruktur energi, dan teknologi digital," jelas Jokowi.

Baca Juga: Industri perbankan diramal masih punya prospek cerah di tahun ini

Oleh karena itu, Indonesia juga memperbaiki iklim investasi. Sehingga nantinya akan lebih bersahabat dengan investasi melalui undang undang omnibus law yang sedang dikerjakan saat ini.

Investasi pembangunan infrastruktur diperlukan oleh Indonesia. Hal itu untuk memperkecil jurang infrastruktur serta meningkatkan daya saing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×