kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Puan: Korupsi DPR marak karena salah sistem rekrut


Rabu, 29 Agustus 2012 / 18:30 WIB
ILUSTRASI. Promo KFC hari ini 19 Juli 2021 hadir dengan menu terbaru. Dok: Instagram KFC


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Di usianya yang menginjak 67 tahun, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih perlu melakukan pembenahan diri dan menyelesaikan pekerjaan rumah yang selama ini dinilai tertunda. Pada peringatan 67 tahun ulang tahun DPR, lembaga legislatif ini juga makin terbelit kasus korupsi yang banyak menjerat anggotanya.

Ketua fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengatakan bahwa dengan banyaknya kasus korupsi yang banyak menjerat anggota DPR, tentu mencederai citra lembaga penyalur aspirasi rakyat ini. Meski begitu, lanjut Puan, akan lebih bijak jika masyarakat tidak memukul rata seluruh anggota DPR terjerat dengan kasus korupsi.

"Tentunya tidak bisa dilihat secara menyeluruh atau global. Kalaupun kemudian ada beberapa oknum yang terlibat kasus, hal ini tentu tidak bisa mencerminkan seluruh anggota DPR seperti itu (terjerat kasus korupsi)," kata Puan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/8).

Dikatakan Puan, pihaknya akan lebih melakukan evaluasi dan juga instrospeksi internal di seluruh bagian. Sebab, kata Puan, tugas para anggota dewan semata-mata adalah sebagai wakil rakyat dan bekerja untuk menyalurkan serta memperjuangkan aspirasi rakyat.

Karena itu, PDIP akan lebih memperhatikan sistem rekrutmen setiap kadernya yang ingin bergabung. Puan menjelaskan bahwa setiap kader yang tergabung dalam PDIP terlebih dahulu lakukan psikotes.

Dari tes tersebut, lanjut Puan, pihaknya dapat melihat seorang kader yang akan bergabung secara lebih objektif. "Sistem perekrutan bukan didasarkan pada suka atau tidak suka. Juga bukan karena kedekatan dari keluarga lingkungan partai. Kami melihat secara objektif bagaimana kepribadian ataupun potensi dari orang tersebut," ucap Puan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×