Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Di usianya yang menginjak 67 tahun, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih perlu melakukan pembenahan diri dan menyelesaikan pekerjaan rumah yang selama ini dinilai tertunda. Pada peringatan 67 tahun ulang tahun DPR, lembaga legislatif ini juga makin terbelit kasus korupsi yang banyak menjerat anggotanya.
Ketua fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengatakan bahwa dengan banyaknya kasus korupsi yang banyak menjerat anggota DPR, tentu mencederai citra lembaga penyalur aspirasi rakyat ini. Meski begitu, lanjut Puan, akan lebih bijak jika masyarakat tidak memukul rata seluruh anggota DPR terjerat dengan kasus korupsi.
"Tentunya tidak bisa dilihat secara menyeluruh atau global. Kalaupun kemudian ada beberapa oknum yang terlibat kasus, hal ini tentu tidak bisa mencerminkan seluruh anggota DPR seperti itu (terjerat kasus korupsi)," kata Puan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/8).
Dikatakan Puan, pihaknya akan lebih melakukan evaluasi dan juga instrospeksi internal di seluruh bagian. Sebab, kata Puan, tugas para anggota dewan semata-mata adalah sebagai wakil rakyat dan bekerja untuk menyalurkan serta memperjuangkan aspirasi rakyat.
Karena itu, PDIP akan lebih memperhatikan sistem rekrutmen setiap kadernya yang ingin bergabung. Puan menjelaskan bahwa setiap kader yang tergabung dalam PDIP terlebih dahulu lakukan psikotes.
Dari tes tersebut, lanjut Puan, pihaknya dapat melihat seorang kader yang akan bergabung secara lebih objektif. "Sistem perekrutan bukan didasarkan pada suka atau tidak suka. Juga bukan karena kedekatan dari keluarga lingkungan partai. Kami melihat secara objektif bagaimana kepribadian ataupun potensi dari orang tersebut," ucap Puan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News