Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah memastikan akan mulai membangun proyek Light Rail Transit (LRT) tahun ini. Bila tak ada aral melintang, peletakan batu pertama proyek ini akan dilakukan pada 17 Agustus 2015. Namun, hingga kini presiden Joko Widodo belum mengeluarkan surat Keputusan Presiden (Kepres) terkait pembangunan proyek transportasi masal ini.
Meski demikian, pemerintah sudah sepakat menunjuk PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebagai pelaksana proyek. Menteri Perhubungan Ignatius Jonan mengatakan, proyek ini akan dibangun dalam dua tahap. Hanya saja, pemerintah baru memutuskan pembangunan proyek LRT untuk tahap pertama.
Pada tahap pertama, pemerintah akan membangun dua koridor sepanjang 40 kilometer (km) yakni rute Cawang-Dukuh Atas. "Dua rute itu yang paling siap dikerjakan,"ujar Jonan, Rabu (20/5).
Soal tarif bagi konsumen, pemerintah sepakat menetapkan ongkos moda transportasi masal ini sebesar Rp 30.000. Dengan asumsi tarif per kilometernya Rp 1.000.
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Kiswodarmawan mengatakan dua rute LRT ini dipilih atas permintaan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, kini Adhi Karya masih melakukan persiapan pembangunan proyek termasuk pengadaan kereta api. "Kami tinggal menunggu Kepres, salah satunya tentang penunjukan kami sebagai pelaksana proyek," jelasnya.
Catatan saja, total nilai investasi proyek ini mencapai Rp 24,95 triliun. Perinciannya, investasi untuk proyek LRT tahap I sebesar Rp 12,05 triliun, tahap II Rp 8,54 triliun dan investasi untuk properti Rp 4,34 triliun.
Berdasarkan kajian, proyek ini memiliki nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15,72%, dengan jangka waktu pengembalian modal (payback period) 11,15 tahun. Bila dibangun tepat waktu, pemerintah menargetkan proyek LRT ini bisa selesai dibangun dalam tiga tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News