Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Proyek Jakarta Emergency Dregdging Initiative (JEDI), akhirnya akan mulai dijalankan pada akhir tahun ini.
Sebelumnya, proyek itu sempat menggantung karena silang pendapat antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Bank Dunia mengenai mekanisme peminjaman dana proyek.
Kepastian pelaksanaan proyek JEDI itu diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Manggas Rudy Siahaan, Rabu (6/11) kemarin.
Rudy mengatakan, paket pertama dari pekerjaan mengeruk 13 sungai di DKI Jakarta sudah ditender dan telah ditetapkan pemenangnya.
Namun, Rudy masih enggan mengumumkan kontraktor yang memenangkan lelang tersebut karena Surat Keputusan (SK) Multiyears proyek tersebut belum dikeluarkan oleh Gubernur.
"Paket pertama nilainya sekitar Rp 300 miliar," katanya.
Rudy mengatakan, paket pertama ini meliputi pengerukan di sekitar wilayah Waduk Melati, Cideng dan Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Adapun, enam paket sisa pekerjaan akan ditender pada tahun 2014 nanti.
Hal senada diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemprov DKI Jakarta, Sarwo Handayani.
Dia bilang, proyek ini akan dikerjakan oleh tiga pihak yakni Pemprov DKI Jakarta tiga paket, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU dua paket, dan dua paket lainnya oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
"Kemungkinan besar seluruh paket pekerjaan akan mulai berjalan pada tahun depan," ujarnya.
Sekadar informasi, proyek JEDI sendiri terdiri dari tujuh paket dengan total anggaran US$ 190 juta. Dari jumlah itu, US$ 139 juta berasal dari pinjaman Bank Dunia dan US$ 51 juta ditanggung APBN dan APBD DKI Jakarta.
Proyek ini meliputi 57 kelurahan di empat wilayah DKI Jakarta, Yakni Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. Jika proyek ini selesai, diperkirakan dapat mengurangi titik banjir di Jakarta sebanyak 30%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News