Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bisa mengambil kesempatan untuk menarik investasi sebanyak-banyaknya pada tahun depan, meski pertumbuhan ekonomi global diliputi ketidakpastian.
Tahun 2025, pemerintah menetapkan target realisasi investasi yang moderat yakni Rp 1.750 triliun, naik 6,06% dari tahun 2024 yang sebesar Rp 1.650 triliun.
Analisi Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita menilai, terkait kondisi global yang diperkirakan masih belum membaik hingga tahun depan, justru menjadi momen bagus untuk Indonesia mendatangkan sebanyak-banyaknya investor
“Hal ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup kompetitif dibanding banyak negara lain,” tutur Ronny kepada Kontan, Minggu (3/3).
Baca Juga: Sandiaga Uno Targetkan Nilai Ekspor Ekonomi Kreatif Capai US$ 28 Miliar pada 2024
Menurutnya, investor global akan cenderung mengarahkan investasinya ke negara-negara emerging market yang memiliki prospek pertumbuhan ekonomi baik dan cukup tinggi.
Artinya, prospek investasi di negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan juga bagus, berpotensi mendatangkan pengembalian investasi yang juga tinggi, jika dibandingkan negara maju yang memiliki pertumbuhan ekonomi rendah.
Misalnya saja India, karena pertumbuhan ekonominya cukup kompetitif, bahkan di atas Indonesia, kini India menjadi salah satu negara destinasi investasi yang sangat prospektif.
“Jadi meskipun ekonomi global sedang tak baik-baik saja, namun potensi investasi di Indonesia masih terbilang baik dan bagus, karena perekonomian Indonesia masih berpotensi untuk tumbuh cukup tinggi, sekitar 5%an,” ungkapnya.
Maka dari itu, Ronny yakin dengan pertumbuhan ekonomi yang masih di kisaran 5%an, hampir semua sektor bisa menjadi tujuan investasi, mulai dari konstruksi, teknologi informasi, finansial, banking, startup, pariwisata, manufaktur, hilirisasi, consumer good, perdagangan dan lainnya.
Meski begitu, Ia menilai masih banyak hal yang harus diperbaiki pemerintah agar realisasi investasi yang masih bisa lebih tinggi lagi. Di antaranya, biaya investasi di tanah air yang masih tinggi.
Baca Juga: Pemerintah Kerek Target Investasi Jadi Rp 1.750 Triliun pada 2025
Biaya investasi di Indonesia masih tinggi terlihat dari angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang cukup tinggi bahkan di atas target pertumbuhan ekonomi. rata-rata ICOR Indonesia dari 2021 hingga 2022 sebesar 7,6%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia yang cuma 4,5%, India 4,5% dan Filipina 3,7%.
“Kemudian stabilitas politik, pemerintah perlu memberikan kepastian bahwa setelah pemilu usai, semuanya akan berjalan seperti semula,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News