kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.463   7,00   0,04%
  • IDX 6.894   62,20   0,91%
  • KOMPAS100 1.000   9,34   0,94%
  • LQ45 774   6,67   0,87%
  • ISSI 220   2,81   1,30%
  • IDX30 401   2,46   0,62%
  • IDXHIDIV20 475   1,62   0,34%
  • IDX80 113   1,02   0,91%
  • IDXV30 115   0,11   0,09%
  • IDXQ30 131   0,72   0,56%

Prospek Ekonomi 2025-2026 Penuh Tantangan, Perlu Reformasi Kebijakan Fiskal


Minggu, 04 Mei 2025 / 20:33 WIB
Prospek Ekonomi 2025-2026 Penuh Tantangan, Perlu Reformasi Kebijakan Fiskal
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas (TPK) Pelabuhan Batu Ampar Batam, Kepulauan Riau, Senin (28/4/2025). Sinyal mengkhawatirkan pada perekonomian Indonesia memaksa pemerintah untuk mempertimbangkan dan mengatur ulang langah kebijakan.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Namun menurut Rizal yang perlu ditekankan pemerintah adalah kualitas pertumbuhan itu sendiri, dan memastikan pertumbuhan yang lebih inklusif dan berdampak langsung ke perbaikan konsumsi masyarakat yang dapat menyejahterakan secara berkeadilan. Sehingga pemerintah bukan hanya mengejar angka semata. 

"Maka, target pertumbuhan ekonomi perlu dibarengi dengan strategi konkret untuk meningkatkan produktivitas, memperkuat sektor manufaktur, dan memperluas kesempatan kerja formal," ungkapnya.

Sepakat Global Market Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menyampaikan dalam penyusunan dokumen KEM PPKF 2026, pemerintah perlu melakukan antisipasi global, seperti perang dagang dan performa industri.

Baca Juga: Indeks Manufaktur Indonesia Merosot, Menko Ekonomi Sebut Efek Perang Dagang

Ia mencontohkan jika terjadinya barang limpahan impor dari china, dimana pemerintah harus bisa mengantisipasi dampaknya ke industri dalam negeri.

Selain itu, menurutnya perlu antisipasi program pemerintah yang berjalan lambat seperti Makan Bergizi Gratis (MGB), kemandirian energi dan pangan yang kinerjanya belum terlihat nyata, begitu juga dengan program kinerja BPI Danantara.

"Belanja pemerintah ini juga menjadi pendorong untuk ekonomi RI disaat kondisi global tidak kondusif, kalau pemerintah tidak melakukan apa-apa dan tindakannya lambat, ini juga berpengaruh ke Ekonomi," terang Myrdal kepada Kontan.

Myrdal sendiri memperkirakan pada tahun 2025 pertumbuhan ekonomi hanya akan di kisaran 4,95%, sementara untuk 2026 pertumbuhan ekonomi Indonesia idealnya akan di kisaran 5,1%. Angka ini menurutnya masih mungkin dicapai jika iklim suku bunga global dan domestik (BI Rate) turun serta diharapkan program-program prioritas pembangunan oleh pemerintah sudah mulai kelihatan kinerjanya.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025-2026 akan dihadapkan banyak tantangan global, terutama disebabkan oleh dampak dari perang tarif perdagangan yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya Tumbuh 4,9% di Kuartal I-2025

Selain itu tantangan ekonomi domestik juga tidak kalah menantangnya, untuk itu pemerintah perlu mendorong investasi dan percepatan program-program prioritas.

"Idealnya untuk tahun depan (2026) proyeksi pertumbuhan ekonomi antara kisaran 5% sampai dengan 5,3%," ungkap David kepada Kontan, Minggu (4/5).



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×