kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.351.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.747   21,00   0,13%
  • IDX 8.417   46,45   0,55%
  • KOMPAS100 1.166   6,42   0,55%
  • LQ45 850   5,80   0,69%
  • ISSI 294   1,08   0,37%
  • IDX30 445   1,55   0,35%
  • IDXHIDIV20 514   5,58   1,10%
  • IDX80 131   0,59   0,45%
  • IDXV30 137   0,45   0,33%
  • IDXQ30 142   1,41   1,00%

Prospek Ekonomi 2025-2026 Penuh Tantangan, Perlu Reformasi Kebijakan Fiskal


Minggu, 04 Mei 2025 / 20:33 WIB
Prospek Ekonomi 2025-2026 Penuh Tantangan, Perlu Reformasi Kebijakan Fiskal
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas (TPK) Pelabuhan Batu Ampar Batam, Kepulauan Riau, Senin (28/4/2025). Sinyal mengkhawatirkan pada perekonomian Indonesia memaksa pemerintah untuk mempertimbangkan dan mengatur ulang langah kebijakan.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Pinjaman Online Melonjak 

Menanggapi fenomena lonjakan kenaikan pinjaman online (BNPL) fintech oleh masyarakat dinilai mencerminkan tekanan konsumsi yang nyata di kondisi kelas menengah bawah.

"Net bank balance rumah tangga terutama menengah dan bawah sudah negatif. Artinya sudah lebih banyak pinjaman daripada simpanan," ungkap David.

Menurutnya fenomena ini berkaitan dengan stagnasi daya beli serta lesunya pasar kerja di sektor-sektor yang selama ini menyerap banyak tenaga kerja.

Sepakat, Myrdal Gunarto juga melihat fenomena lonjakan pertumbuhan pinjaman online tersebut kiranya sejalan dengan perlambatan kredi di perbankan, mengingat suku bunga bank yang masih tinggi sehinga akan lebih sulit untuk mendapatkan pengajuan kredit di perbankan, ketimbang mengajikan pinjaman online di fintech yang lebih minim persyaratan.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Hanya 4,91% di Kuartal I-2025

Meski begitu Myrdal memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan masih akan tumbuh di kisaran 9%-11% pada tahun 2025. Dengan catatan jika suku bunga acuan global dan BI Rate turun, maka potensi pertumbuhan kredit perbankan juga akan ikut berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi tahun ini.

"Kredit bank turun/melambat karena suku bunga masih tinggi, jadi mereka tahan dulu untuk kredit baru," ungkap Myrdal.

Menurutnya, dengan kondisi BNPL yang tinggi, hal ini mencerminkan tingkat kesulitan dan himpitan kebutuhan masyarakat kelas menengah bawah, sehingga mereka lebih mudah untuk mengajukan pinjaman ke Fintech alih-alih menghadapi sulitya syarat pengajuan kredit ke perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×