Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Dana Inovasi Responsif atau Responsive Innovation Fund (RIF) tahap pertama telah sukses dilaksanakan. Sementara, RIF tahap kedua pun akan segera diluncurkan. Di tahap kedua, terdapat enam daerah yang akan mendapatkan dana inovasi responsif untuk periode April 2019 hingga April 2020.
Untuk RIF tahap kedua ini, enam daerah yang terpilih adalah Kabupaten Manokwari, Kabupaten Dompu, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Kayong Utara, serta Kabupaten Sidenreng Rappang.
Sebelumnya, di RIF tahap pertama wilayah yang sudah mendapatkan bantuan dana ini antara lain Kawasan Nikosake di Kabupaten Tabanan, Bali, Kawasan Luwita di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Kawasan Palaga Pulau Tujuh di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Kawasan Praya di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kawasan Rasau Raya di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat serta Kawasan Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Program RIF ini merupakan proyek dari National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED) yang merupakan program kemitraan antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas dan pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC).
Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata mengatakan, program RIF ini sejalan dengan agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN 2015 - 2019. Dimana pemerintah akan fokus mendorong program yang membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat desa dalam kerangka negara kesatuan, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik.
Program RIFdirancang untuk memberikan dukungan teknis pembangunan bagi 18 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN). Menurut Rudy, kawasan yang dipilih tersebut dilakukan melalui seleksi dari 60 KPPN yang merupakan hinterland dari 39 Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa. Seleksi pun dilakukan dengan memilih enam usulan inovasi dari enam kabupaten setiap tahunnya.
Dalam tiga tahun atau tiga tahap, program RIF menganggarkan dana senilai Rp 18 miliar. Meski begitu, Rudi menilai yang diharapkan dari program ini adalah munculnya potensi-potensi daerah sehingga investasi dapat meningkat.
"Program ini bukan hanya masalah pendanaan, tetapi bagaimana memastikan iklim investasi dan mendorong ownership dari daerah karena sejujurnya ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi yang ada di daerah," ujar Rudy, Kamis (25/4).
Program RIF tahap Pertama yang dilaksanakan mulai Maret 2018 hingga April 2019 pun telah menghasilkan berbagai kemajuan seperti 6.105 penerima manfaat program RIF. Pemerintah, sektor swasta, akademisi, lembaga penelitian, komunitas dan kelompok masyarakat telah mendapatkan pendampingan melalui 209 pelatihan dan dukungan teknis untuk pengembangan kapasitas kelembagaan, pengembangan produk, ekspansi pasar dan penciptaan lapangan kerja yang adil bagi laki-laki dan perempuan.
Tak hanya itu, pengembangan ekonomi lokal berbasis produk-produk unggulan daerah di berbagai sektor seperti sektor Pertanian, sektor Perikanan/Kelautan, sektor Pariwisata serta Kerajinan.
Sementara itu Head of Cooperation GAC, Pierre Yves Monnard mengatakan, program RIF untuk membantu perekonomian di tingkat daerah. Apalagi menurutnya, Indonesia memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan perekonomiannya melihat dalam 15 sampai 20 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Pierre berharap adanya program RIF ini akan menjadi sebuah model atau alat untuk mengidentifikasikan potensi daerah sehingga investasi dapat didorong di daerah. Adanya tantangan-tantangan dalam iklim investasi pun diharapkan dapat terselesaikan melalui RIF ini.
"Meski begitu program ini hanyalah komponen yang sifatnya komplementer, artinya bisa disinergikan dengan proyek yang lain, dan ini memiliki daya ungkit bila ditambahkan dengan sumber daya yang lain untuk meningkatkan investasi di daerah," ujar Pierre.
Pierre pun berharap suksesnya pelaksanaan RIF tahap pertama dapat menjadi model untuk mengimplementasikan RIF tahap kedua, sehingga kontribusi RIF tahap kedua dalam pembangunan daerah dapat semakin baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News