Reporter: Noverius Laoli | Editor: Edy Can
JAKARTA. Jumlah produksi minyak hingga pertengahan Mei lalu masih jauh dari target pemerintah. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) mencatat produksi minyak hingga pertengahan Mei hanya sebesar 907.000 barel per hari dari target sebesar 970.000 barel per hari.
Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas BP Migas Gde Pradyana mengatakan, turunnya produksi migas nasional disebabkan oleh rendahnya realisasi komitmen kegiatan eksplorasi yang seharusnya dilakukan para pemegang otoritas di wilayah kerja. "Ini menyebabkan tidak adanya peningkatan cadagan migas nasional," ujar Pradyana kepada KONTAN, Rabu (18/5).
Selain tidak sungguh-sungguh melakukan eksplorasi, dia mengatakan produksi minyak juga terkendala masalah operasional. Masalah operasional itu seperti lapangan yang sudah tua sehingga tidak berproduksi optimal.
Penurunan produksi juga disebabkan turunnya produksi blok minyak milik Kontraktor Kontrak kerja Sama (KKKS) seperti di Pertamina, Conoco Philips, dan Kodeco turut menyebabkan penurunan produksi migas nasional. Di sisi lain, tidak ditemukannya cadangan minyak yang besar seperti Duri dan Minas menjadi penyebab menurunnya produksi migas nasional. "Kami belum menemukan lagi cadangan minyak sebesar Duri dan Minas," imbuh Pradyana.
Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina Muhammad Harun menambahkan penyebab menurunnya produksi migas nasional akibat kesulitan produksi. Pasalnya, minyak adalah bahan baku yang tidak dapat diperbaharui. "Penurunan ini sifatnya natural," ujar Harun.
Meskipun demikian, Harun mengklaim, produksi migas Pertamina masih mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 10.000 barel per tahun. Sebagai contoh, pada tahun 2009 Pertamina memproduksi 171.000 barel per hari, sementara pada tahun 2010 sebesar 190.000 barel per hari atau naik 11% dan saat ini sebesar 200.000 barel per hari atau naik 5,2% dari tahun 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News