kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.300   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Priyo: Kursi beberapa menteri harusnya diisi kalangan profesional


Kamis, 10 Maret 2011 / 20:36 WIB
ILUSTRASI. Pengemudi ojek online mengantri di gerai kuliner Sang Pisang milik Kaesang Pangarep di Cikini Jakarta, Minggu (11/3). Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep memperkenalkan bisnis kulinernya 'Sang Pisang' kepada masyarakat Jakarta yang menjadi


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Perebutan kursi menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu memang tak henti-hentinya terjadi bagai duri dalam daging di antara partai politik. Itulah mungkin sebabnya Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso mengatakan beberapa kursi menteri sebaiknya tidak boleh diisi dari kader Partai Politik. “ Seyogianya para profesional yang dapat menempati pos menteri yang strategis,” lanjut Priyo.

"Sebaiknya untuk kursi Menteri BUMN, Menkeu, Mendiknas termasuk Menteri Agama diisi para profesional. Jangan dari partai. Artinya harus diisi oleh orang-orang yang memiliki kompetensi di bidangnya," ujar Priyo saat diskusi “Parpol Berebut Kekuasaan, SBY Bingung, Rakyat Ditinggalkan” di Press Room Gedung DPR Nusantara III, Kamis (10/3).

Bukan hanya itu, Ketua DPP Golkar itu juga mengharapkan pengisian kursi bukan dari kader partai yang sebenarnya tidak mengerti bidang tersebut. "Bukan soal apa-apa, tapi jabatan-jabatan menteri itu seyogianya diisi oleh orang yang paham betul dengan bidangnya," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait pun menyayangkan sikap Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono yang terkesan tidak tegas. Maksudnya, SBY terkesan tidak memiliki ukuran dan sikap yang jelas dalam menentukan menteri termasuk permasalahan reshuffle.

Menurut Maruarar atau yang kerap dipanggil Ara, hal tersebut terjadi karena SBY tersandera parpol yang bergabung dalam koalisi. Baginya, SBY dinilai tidak bisa objektif dalam menentukan pos-pos menteri.

"Menteri yang kinerjanya bagus, tapi partai mbalelo apakah akan dicopot? Dan juga sebaliknya, menteri yang kinerjanya kurang tapi partainya loyal, apakah akan dipertahankan? Ini semua tidak jelas," ucap Ara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×