Reporter: Syamsul Ashar, Antara | Editor: Syamsul Azhar
JOMBANG. Indonesia berduka. Ribuan orang berlinang air mata mengantar kepergian mantan presiden RI ke 4 Abdurrahman Wahid, di pemakaman keluarga, di lingkungan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin langsung upacara militer kenegaraan, apel persada pemakaman.
"Saya Presiden Republik Indonesia atas nama negara dan Tentara Nasional Indonesia, dengan ini mempersembahkan ke persada Ibu Pertiwi jiwa raga dan jasa almarhum KH Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4, putera dari KH Wahid Hasyim, yang telah meninggal dunia, pada 30 Desember 2009, pukul 18:45 WIB di RSCM, karena sakit,” kata Presiden saat memberikan pengantar pada apel persada yang mengawali prosesi pemakaman Abdurrahman Wahid yang berlangsung sekitar satu jam lebih.
Setelah penyampaian pengantar apel persada, jenazah Gus Dur, demikian KH Abdurraman Wahid biasa dipanggil, diturunkan ke liang lahat oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dibantu anggota TNI dari berbagai kesatuan dan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu II.
Jenazah diturunkan pada pukul 13:30 WIB diikuti gema takbir dan tahlil dari ribuan pengantar dan pelayat yang memadati pelataran komplek Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang.
Setelah jenazah diturunkan dan diatur oleh perwakilan pihak keluarga, Bendera Merah Putih yang menyelimuti peti jenazah kemudian dilipat. Istri Gus Dur, Siti Sinta Nuriah kemudian menaburkan bunga sebelum liang lahat ditutup dengan tanah, diikuti oleh anggota keluarga lainnya.
Putri pertama Gus Dur, Yenny Wahid tampak masih terpukul dan tampak dipapah oleh anggota keluarga lainnya.
Kepala Negara juga menaburkan bunga di liang lahat Gus Dur dan berturut-turut putri-putri Gus Dur. Setelah itu liang lahat kemudian ditutup dengan tanah. Makam Gus Dur tepat berselahan dengan makam KH Hasyim Asy`ari dan KH Wahid Hasyim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News