Reporter: Syamsul Ashar, Antara | Editor: Syamsul Azhar
SURABAYA. Ribuan warga Jawa Timur, termasuk anak-anak berdiri di sejumlah ruas jalan utama yang menghubungkan antara Surabaya-Jombang untuk menyambut kedatangan jenazah mantan presiden KH Abdurrahman Wahid atau akrab di sapa Gus Dur, Kamis(31/12) pagi.
Kerumunan warga yang tampak tertib itu terkonsentrasi di beberapa titik di sepanjang jalan yang akan dilalui iring-iringan yang membawa jenasah Gus Dur.
Di antara ribuan warga tersebut adalah anak-anak sekolah yang masih mengenakan seragam sekolah dan dengan didampingi oleh
gurunya.
Beberapa yang lain adalah para pegawai yang kantornya atau warga yang rumahnya terletak di sepanjang jalan utama yang dilalui iring-iringan, sedangkan sisanya adalah warga yang dengan sengaja ingin turut menyaksikan kedatangan jenasah Gus Dur.
Sementara itu petugas keamanan tampak berjaga di sepanjang jalan untuk mengamankan iring-iringan yang membawa jenasah Gus Dur.
Pada Kamis pagi jenasah Gus Dur, panggilan akrab Abdurrahman Wahid, dijadwalkan diterbangkan dari Jakarta menuju Surabaya sebelum kemudian diberangkatkan melalui jalan darat menuju kota kelahirannya, Jombang.
Gus Dur yang wafat Rabu petang (30/12) akibat menderita sakit akan dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng.
Jenasah Gur Dur diterbangkan dari Bandara Halim Perdanakusuma sekitar pukul 08.30 WIB dengan pesawat Hercules C1341 didampingi oleh sejumlah anggota keluarga inti.
Selain siap menyambut kedatangan jenasah Gus Dur, warga masyarakat juga tampak antusias menyambut iring-iringan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menuju Jombang untuk memimpin upacara pemakaman kiai kontroversial itu.
Warga melambaikan tangan dan mencoba mengabadikan gambar Presiden beserta rombongan melalui kamera ataupun telepon genggam. Kerumunan warga tersebut membuat mobil yang membawa Presiden Yudhoyono beberapa kali menurunkan lajunya untuk memberi kesempatan warga melihat Presiden beserta rombongan.
Turut serta dalam rombongan Presiden antara lain mantan wakil presiden Try Sutrisno, Menkopolhukan Djoko Suyanto, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, Menteri Kesehatan Endang Rahayu S, Menlu Marty M Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Gus Dur, anak sulung dari enam bersaudara putra mantan Menteri Agama KH Wahid Hasyim yang dilahirkan di Jombang, 7 September 1940 itu wafat pada usia 69 tahun di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu dirawat di ruang VVIP nomor 116 gedung A RSCM.
Sebelum dirawat di RSCM jakarta, Gus Dur sempat menjalani perawatan medis di RS Jombang, Jawa Timur, pada Kamis (24/12) karena kelelahan setelah melakukan kunjungan ke beberapa pondok pesantren di Jawa Timur.
Gus Dur yang menjabat sebagai presiden ke-4 RI periode 1999-2001 itu meninggalkan seorang istri, Shinta Nuriyah, dan empat orang anak yaitu Alissa Qotrunnada, Zannuba Ariffah Chafsoh, Anita Hayatunnufus dan Inayah Wulandari.
Saat memimpin Kabinet Persatuan Nasional, salah satu gebrakan Gus Dur yang tercatat dalam sejarah adalah mengizinkan perayaan tahun baru China dan pengakuan agama Konghu cu yang selama Orde Baru merupakan barang “haram”.
Gus Dur akan dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang didirikan oleh kakek dari ayahnya, KH Hasyim Asy`ari pada 1899. Pondok Pesantren Tebuireng yang saat ini dipimpin oleh adiknya, KH Salahuddin Wahid itu merupakan pondok pesantren terbesar di Jombang.
Pada Rabu malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh rakyat Indonesia memberikan penghormatan yang paling tinggi seraya mendoakan almarhum.
Kepala Negara juga minta seluruh rakyat Indonesia mengibarkan bendera setengah selama tiang tujuh hari sebagai wujud rasa duka mendalam.
Menurut Presiden, yang sempat menjenguk Gus Dur di saat-saat terakhirnya, negara ingin memberikan penghormatan tertinggi pada pemakaman Gus Dur dengan upacara kenegaraan di Jombang.
Pada Rabu malam sejumlah mantan presiden dan wakil presiden juga tampak melayat Gus Dur yang disemayamkan di rumah duka Ciganjur. Mereka antara lain BJ Habibie, Megawati dan Try Sutrisno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News