Reporter: Eka Saputra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Pramono Anung menilai, tahun 2011 merupakan tahun yang tidak produktif bagi pemerintah. Terlalu banyak hiruk-pikuk sementara masalahnya tidak terselesaikan. Dia berpendapat, pekerjaan rumah pemerintah masih banyak, terutama di bidang ekonomi dan hukum.
"Cicak-buaya, Susno, Gayus, Nazar, Nunun, dan banyak persoalan besar lainnya itu tidak terselesaikan. Jadi yang ada hanya hiruk pikuk. Luar biasa hiruk pikuknya tetapi inti dari persoalan itu sendiri tumpang tindih, tertimbun begitu saja," ujarnya kepada wartawan di Gedung DPR (22/12).
Ia menilai, harus ada perbaikan dalam sistem demokrasi yang dilaksanakan, di mana kebijakan diambil bukan berasaskan penegakan hukum melainkan dukungan publik. Akibatnya, penangan kasus serba setengah-setengah dan tidak selesai.
"Nazarudin tertimbun Nunun, Nunun masih setengah jalan ada Mesuji, dan lainnya. Yang paling utama sekarang ini hiperdemokrasi, ukuran orang selalu dukungan publik. Kasus di GKI Yasmin itu utamanya dukungan publik, bukan lagi penegakan hukum. Penguasa tidak berani ambil putusan tegas karena menyangkut minoritas," tukasnya.
Akibat pelbagai hiruk-pikuk tersebut, roda pemerintahan tidak berjalan dengan baik. "Sehingga momentum ekonomi tidak terlaksana dengan baik, saat negara lain seeprti India, China, dan Singapura, tumbuh dengan baik, kita tidak terlalu luar biasa pertumbuhan ekonominya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News