kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Prabowo seorang petarung


Kamis, 07 Agustus 2014 / 13:21 WIB
Prabowo seorang petarung
ILUSTRASI. Pameran Astindo Travel Fair berlangsung di ICE BSD, Tangerang


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Anggota Tim Pengarah Joko Widodo-Jusuf Kalla, Pramono Anung, mengapresiasi positif langkah Prabowo-Hatta menggugat hasil pemilihan presiden ke Mahkamah Konstitusi (MK). Menurutnya, langkah yang ditempuh Prabowo menunjukkan bahwa mantan Danjen Kopassus itu seorang petarung. Meski pun, ia tak sepakat dengan beberapa hal yang disampaikan Prabowo dalam sidang perdana gugatan yang digelar di Gedung MK, Rabu (6/8). 

Prabowo menyamakan pilpres di Indonesia dengan Korea Utara. Menurut Pramono, kedua negara ini tak bisa dibandingkan dalam hal proses demokrasi. "Tidak harus dibandingkan dengan Korea Utara. Walau ada kecurangan itu hanya di tingkat lokal, tidak terstruktur dan masif. Tapi tetap saya menilai dia adalah petarung karena telah menggunakan jalur yang seharusnya," kata Pramono, Kamis (7/8/).

Pramono menilai, pernyataan Prabowo menunjukkan bahwa ia tak mendapatkan masukan yang baik dari timnya. "Yang dilakukan Prabowo-Hatta menunjukkan mereka tokoh yang punya struggle dalam segala ruang mencari keadilan. Bagus, karena konstitusi mengajarkan itu. Saya respon positif. Namun dalam beberapa hal yang disampaikan Pak Prabowo di MK kemarin, kelihatan dia tidak mendapat masukan yang baik dari tim," katanya. 

Pramono mencontohkan, pernyataan Prabowo terkait perolehan suara mereka yang nol di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS). Padahal untuk kasus ini, kata Pramono, pasangan Jokowi-JK juga mengalami hal yang sama misalnya di daerah Sampang, Madura. "Kelihatan ada kreatifitas berlebihan dari tim kampanyenya di daerah yang ingin menunjukkan mereka bisa menang dengan berbagai cara," katanya. (Meidella Syahni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×