kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PPP Book Baru Kelar April


Rabu, 31 Maret 2010 / 09:50 WIB


Reporter: Christine Novita Nababan, Yohan Rubiyantoro | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Pelaku usaha yang berminat ikut tender proyek-proyek infrastruktur dengan skema kejasama pemerintah dengan swasta alias public privat partnership (PPP) masih harus bersabar. Soalnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasioanal (Bappenas) belum menyelesaikan PPP Book 2010 yang berisi daftar proyek yang ditawarkan.

Meski belum menemui kendala berarti dalam penyusunannya, Bappenas menargetkan PPP Book 2010 baru bisa meluncur bulan depan. "Sejak awal jadwal finalisasinya memang ditargetkan pada April nanti," kata Wakil Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo, Selasa (30/3).

Proyek-proyek, seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, rel kereta api, dan pembangkit listrik, masih menjadi prioritas masuk dalam PPP Book. "Sebetulnya, adalah usulan proyek dari PPP Book sebelumnya yang masih menjadi prioritas pemerintah dan akan dilanjutkan dalam Blue Book yang saat ini tengah digodok," terang Lukita.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pendanaan Pembangunan Bappenas Tuti Riyati menambahkan, proyek-proyek infrastruktur yang akan masuk dalam PPP Book 2010 juga mengacu dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.

Hasil kajian sementara Bappenas menunjukkan, ada 92 proyek dari 273 usulan proyek yang layak masuk daftar PPP Book 2010. Nilai dari seluruh proyek ini mencapai US$ 45 miliar. Sebagian besar berupa jalan tol dan pembangkit listrik. Contohnya, proyek jalan tol ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (Sumatera Utara) senilai US$ 476 juta. Kemudian ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Jawa Barat) dengan nilai US$ 395 juta.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa meminta pemerintah mempertimbangkan dua hal sewaktu menawarkan proyek infrastruktur. Pertama, imbal hasil proyek. "Return on investment proyek saat ini masih sangat kecil," ujar dia.

Kedua, masalah pembebasan lahan. Kebanyakan proyek yang dilelang pemerintah sering masih memiliki sengketa lahan. Akibatnya, pembangunan proyek kerap molor gara-gara masalah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×