Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
Faisal pun melihat, kondisi tersebut masih akan terjadi setidaknya pada kuartal III-2021. Pasalnya, selain melemahkan permintaan domestik, pembatasan aktivitas juga melemahkan kinerja investasi yang berhubungan dengan impor bahan baku dan barang modal.
Di satu sisi, harga komoditas masih akan meningkat dan pemulihan ekonomi global masih akan berlanjut sehingga ini akan mendorong lebih tingginya kinerja ekspor. Makanya, ia yakin surplus neraca perdagangan yang tinggi masih akan terjadi selama beberapa saat ke depan.
Ia kemudian memprediksi, pembatasan kegiatan ini akan bisa direlaksasi pada akhir kuartal III-2021 sehingga, bisa menjadi kabar baik bagi kekuatan permintaan masyarakat di level tertentu.
Seiring meningkatnya permintaan, maka roda perekonomian akan kembali berputar, sehingga impor juga akan meningkat, dan akan mengurangi surplus neraca perdagangan hingga akhir tahun 2021.
Sayangnya, dengan pola tersebut, pemulihan ekonomi di paruh kedua tahun ini nampaknya akan lebih lambat dari prediksi semula.
Selanjutnya: BPS mencatat kinerja impor Indonesia pada bulan Juli 2021 turun 12,22% mom
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News