kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PPKM Darurat diperluas ke luar Jawa-Bali, ekonomi kuartal III-2021 bisa tertekan


Sabtu, 10 Juli 2021 / 14:20 WIB
PPKM Darurat diperluas ke luar Jawa-Bali, ekonomi kuartal III-2021 bisa tertekan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat lonjakan kasus positif Covid-19, pemerintah memutuskan untuk memperluas cakupan daerah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat. Dari yang awalnya hanya di Jawa dan Bali, diperluas ke 15 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, perluasan daerah cakupan PPKM Darurat ini tentu akan membuat pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 akan semakin tertekan. 

Ia pun memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 bisa bergerak di kisaran 3,5% hingga 4%. 

“Namun, ini sebetulnya belum memasukkan potensi perluasan PPKM Darurat dan kami belum dapat info ini akan sampai tanggal berapa. Namun, bisa saja akan ada di batas bawah. Tapi tetap di kisaran itu,” ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Jumat (9/7). 

Ke depan, pertumbuhan ekonomi akan sangat bergantung pada efektivitas pembatasan aktivitas ini. Riefky pribadi berharap adanya pembatasan di kuartal III-2021 akan efektif dalam menekan laju pertumbuhan kasus Covid-19. 

Baca Juga: BNP Paribas AM sebut pengendalian Covid-19 kunci pemulihan ekonomi

Sehingga, ke depan tidak ada perpanjangan pembatasan aktivitas lagi. Pasalnya, kalau pembatasan akan terus dipeprnajang, maka ini akan membuat pertumbuhan kuartal IV-2021 tertekan dan tentu saja akan menekan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini. 

Riefky kemudian menyampaikan skenario terburuk. Kalau misal pemerintah tak bisa menekan kasus harian Covid-19 hingga kuartal IV-2021, maka mau tak mau harus ada pembelrakuan lockdown. 

Namun, ini juga dengan risiko pemerintah harus merogoh kocek yang sangat dalam untuk memberi subsidi masyarakat untuk tinggal di rumah. 

Tak hanya itu, ini juga akan membawa sentimen buruk di pasar keuangan, termasuk ke optimisme investor sehingga banyak dana asing yang keluar dari pasar keuangan domestik. Belum lagi, ada risiko taper tantrum. 

“Makanya, semoga ini pembatasan yang terakhir karena seharusnya sudah cukup memberi pelajaran dengan melihat fasilitas kesehatan penuh, tabung oksigen langka. Fokus ke pemulihan kesehatan dan ini akan membawa dmapak baik pada ekonomi,” tambahnya. 

Kemudian, di keseluruhan tahun 2021, Riefky memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh di kisaran 3,6% hingga 4,3%. Ini lebih rendah dari skenario pertumbuhan dari pemeirntah yang sebesar 3,7% hingga 4,5%. 

Selanjutnya: Penjualan eceran meningkat pada Mei 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×