kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Postur sementara APBN 2020 disepakati, ini gambaran target penerimaan negara


Sabtu, 07 September 2019 / 07:00 WIB
Postur sementara APBN 2020 disepakati, ini gambaran target penerimaan negara


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyepakati postur sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020.  

Dalam rapat kerja Banggar dan Kemenkeu, Jumat (6/9), disepakati pendapatan negara sebesar Rp 2.333,2 triliun atau naik Rp 11,6 triliun dari RAPBN 2020.

Baca Juga: Disepakati Banggar, ini postur sementara APBN tahun 2020 

Berdasarkan hasil kesepakatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penerimaan perpajakan ditargetkan sebesar Rp 1.865,7 triliun atau naik Rp 3,9 triliun dari RAPBN 2020.

Naiknya penerimaan perpajakan dipicu oleh tiga faktor. Pertama, kenaikan PPh Migas sebesar Rp 2,4 triliun yang mencakup adanya penurunan asumsi ICP, kenaikan lifting minyak, dan penurunan anggaran cost recovery

Kedua, kenaikan PBB sebesar Rp 300 miliar lantaran adanya extra effort. Ketiga, kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) sebesar Rp 1,2 triliun yang juga karena adanya extra effort

Berdasarkan target penerimaan pajak ini, pemerintah dan Banggar menyepakati target tax ratio tahun 2020 sebesar 11,56% dari PDB. Sedikit naik dari RAPBN 2020 yang sebesar 11,5% PDB.

Baca Juga: Mewaspadai bayang-bayang resesi 

Selain itu, PNBP disepakati sebesar Rp 367 triliun atau naik Rp 7,7 triliun dari RAPBN 2020. Kenaikan PNBP tersebut dipicu oleh PNBP SDA yang disepakati naik Rp 6 triliun, PNBP SDA gas naik Rp 700 miliar, dan DMO naik Rp 15,9 triliun. 

“Seluruh kenaikan komponen PNBP ini disebabkan oleh penurunan asumsi ICP, kenaikan asumsi lifting minyak, dan penurunan anggaran cost recovery,” tutur Sri Mulyani.

Sementara, pendapatan dari kekayaan negara yang dipisahkan juga naik Rp 1 triliun akibat adanya extra effort pada dividen BUMN. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×