kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Posisi cadev September merosot, ini kata ekonom Samuel Aset Manajemen


Selasa, 08 Oktober 2019 / 15:44 WIB
Posisi cadev September merosot, ini kata ekonom Samuel Aset Manajemen
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir September 2019 merosot. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadev pada akhir bulan tersebut turun sebesar US$ 2,1 miliar menjadi US$ 124,2 miliar. 

Lalu, apakah penurunan cadev tersebut sebagai indikasi kinerja ekspor yang masih lemah?

Baca Juga: Benarkah penerimaan pajak baru mencapai Rp 912 triliun hingga 7 Oktober?

Menurut Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, penurunan cadev pada September 2019 tidak serta merta dipengaruhi oleh lesunya kegiatan ekspor di bulan tersebut.

"Devisa kita turun pada September lebih banyak digunakan untuk membayar utang Luar Negeri (LN) pemerintah. Murni karena siklus saja, karena biasanya di akhir kuartal pemerintah bayar utang," ujar Lana saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (8/10).

Lana juga menambahkan, biasanya pemerintah membayar utang dan menerbitkan utang baru. Karena penerbitan utang dalam dolar itu juga akan menyumbang cadangan devisa.

Hanya saja, untuk bulan tersebut Pemerintah tidak melakukannya. Ini yang akhirnya menyebabkan cadev pada September 2019 tergerus.

Baca Juga: Sepatu impor Vietnam mengancam sepatu lokal, pelaku industri menyiapkan strategi

Meski begitu, andil ekspor memang ada, tetapi tidak besar. Hal ini juga disebabkan oleh pola devisa dari kegiatan ekspor impor yang tidak selalu masuk ke BI setelah melalui bank biasa.

"Hasil ekspor dari eksportir masuk ke bank. Kalau bank punya rupiah cukup, biasanya mereka tidak akan menukarkannya ke BI. Jadi sebenarnya kinerja ekspor tidak berdampak terlalu masif terhadap kondisi cadev," kata Lana.

Kondisi ini dipandang Lana hanya akan berlangsung pada bulan September 2019 ini. Pada bulan Oktober 2019, Lana memproyeksi kondisi cadev akan membaik, meski dengan catatan tidak ada pembayaran yang dilakukan pemerintah.

Pun sampai akhir tahun, Lana melihat adanya peluang untuk kenaikan cadev karena Lana memandang pemerintah masih memiliki waktu untuk menerbitkan utang luar negeri. BI pun juga memiliki peluang untuk menarik dollar yang ada di bank-bank.

Baca Juga: Ekonomi di kuartal III 2019 diprediksi tumbuh, Singapura lolos dari ancaman resesi

"Lelang FX juga bisa menjadi harapan bagi BI untuk menambah cadev Indonesia," tambah Lana.

Untuk ke depannya, Lana yakin bahwa pemerintah dan BI memiliki antisipasi terkait dengan devisa dan juga neraca perdagangan. Oleh karena itu, Lana berharap agar BI bersama pemerintah mampu melaksanakannya dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×