Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pada putaran II Pilkada DKI Jakarta September mendatang, posisi pasangan Jokowi-Ahok untuk memenangkan petarungan melawan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli tak goyah. Bahkan, popularitas Jokowi sebagai tokoh sederhana pilihan rakyat niscaya terus melambung ke putaran II, sehingga keterpilihannya akan memuncak dibanding Fauzi Bowo.
"Rakyat Jakarta sudah memberi tanda paling jelas bagi kemenangan Jokowi untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta berikutnya," kata Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan di Jakarta, Rabu (11/7).
Meski pengumuman hasil suara atas Pemilukada yang digelar Rabu ini belum dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta, perolehan sementara melalui perhitungan cepat (quick count) sejumlah lembaga riset terhadap calon gubernur/calon wakil gubernur DKI Jakarta, menunjukkan pasangan Jokowi-Ahok berada di urutan teratas melebihi 40% suara.
Menurut Syahganda, fenomena awal kemenangan Jokowi-Ahok menandakan adanya perlawanan rakyat menghadapi kemapanan elit yang memimpin Jakarta, utamanya akibat ketidakpercayaan pada gubernur sebelumnya dalam memenuhi harapan keadilan bagi warga Jakarta.
Selain itu, dukungan besar kepada Jokowi pun memperjelas kekalahan tokoh elit yang sekedar dibangun oleh tahapan pencitraan berikut penggalangan politik oleh kekuasaan, termasuk elemen tokoh lain yang ditopang partai berpengaruh.
"Kemenangan Jokowi adalah hadiah yang diberikan rakyat Jakarta. Dengan demikian juga identik sebagai kemenangan seorang pemimpin berkarakter kerakyatan, menyatu dengan perasaan rakyat, dan bukan karena persiapannya untuk menjadi pemimpin dibuat-buat oleh perekayasaan komunikasi," jelas Syahganda.
Ia menambahkan, figur Jokowi tidak mungkin hadir untuk mengecoh rakyat Jakarta yang umumnya sudah melek politik. Sebaliknya, Jokowi tak berlebihan jika dianggap sebagai sosok pemimpin yang dibutuhkan warga Jakarta, guna mengemban tugas memajukan kota Jakarta yang beradab serta memartabatkan kehidupan sosial ekonomi warganya.(Imam Prihadiyoko, Marcus Suprihadi/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News