kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Polri: Hingga kini belum ada bukti WNI pelaku bom di Gereja Katolik, Filipina


Kamis, 07 Februari 2019 / 15:07 WIB
Polri: Hingga kini belum ada bukti WNI pelaku bom di Gereja Katolik, Filipina


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal menyebutkan, hingga hari ini, Kamis (7/2), belum ada bukti kuat mengenai dugaan keterlibatan Warga Negara Indonesia ( WNI) dalam aksi teror bom di Gereja Katolik Pulau Jolo, Filipina Selatan.  Hal itu dikatakan Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.

"Sampai detik ini belum ada informasi ilmiah, belum ada tes DNA untuk mengonfirmasi bahwa itu (keterlibatan WNI) benar," ujar Iqbal. Iqbal mengatakan, perwakilan dari Pemerintah Indonesia sudah diterima oleh wakil kepolisian Filipina.

"Ya, kemarin sudah diterima. Ada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen Negara (BIN), Densus 88, dan lainnya," kata dia. Meski sejumlah informasi menyebutkan adanya keterlibatan WNI, Iqbal belum bisa memastikan hingga ada bukti yang kuat dan valid.

Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang menyatakan Kepolisian Nasional Filipina (PNP) belum merilis bukti keterlibatan WNI dalam pengeboman di sebuah gereja di Pulau Jolo, Filipina, pada 27 Januari 2019.

"Otoritas setempat belum mengeluarkan hasil uji DNA serta gambar resmi hasil rekaman CCTV di lokasi ledakan, yang menyatakan bahwa kedua pelaku sebagaimana dinyatakan oleh Secretary Ano adalah WNI," kata Harry dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Dugaan mengenai keterlibatan dua WNI sebagai pelaku bom bunuh diri yang mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka pertama kali disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri (Secretary of Interior and Local Government) Filipina Eduardo Ano.

Dalam sebuah konferensi pers di Provinsi Visayas, Filipina, 1 Februari lalu, Ano menyebut pelaku bom bunuh diri adalah pasangan suami istri WNI bernama Abu Huda dan seorang perempuan yang tidak disebutkan namanya.

Kedua pelaku dibantu oleh Kamah, anggota kelompok Ajang Ajang yang berafiliasi dengan kelompok Abu Sayyaf. Faksi tersebut telah menyatakan dukungannya kepada jaringan teroris IS. Video Pilihan. (Christoforus Ristianto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×