Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah hampir sepekan rekaman percakapan Rini Soemarno dan Sofyan Basir beredar luas. Potongan percakapan tersebut pun mengundang polemik.
Sejumlah pihak ramai-ramai mendorong ada klarifikasi resmi dan detail dari Rini-Sofyan. Termasuk tentu juga penjelasan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kritikan datang dari Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono. Dia meminta Jokowi untuk segera bersikap tegas dengan meminta KPK mengusut tuntas maksud percakapan Rini dan Sofyan.
"Presiden seharusnya meminta KPK untuk segera mengusut tuntas kasus rekaman ini, bukan malah bilang no comment," kata Ferry dalam keterangannya, Sabtu (5/5).
Buat Ferry, mencuatnya rekaman pembicaraan ini di media sosial harus diartikan sebagai masalah yang serius. Apalagi tudingan adanya bagi-bagi fee dalam rekaman itu tidak juga kunjung mendapat penjelasan.
"Masalah ini masalah besar dan penting bagi kepercayaan publik terhadap pemerintahan," ujar Ferry.
Ferry berharap KPK bisa profesional dengan inisiatif menindaklanjuti kasus ini karena sudah terlanjur diketahui publik. Peran KPK penting untuk bisa membuktikan apakah benar isi rekaman itu seperti dugaan banyak orang selama ini.
"Juga menjadi pertaruhan kewibawaan KPK itu sendiri untuk mengungkap kebenaran di balik terbongkarnya percakapan dua pejabat pemerintah yang diduga membicarakan masalah fee," tutup Ferry.
Sebelumnya, Rini Soemarno telah menjelaskan maksud dari obrolan dirinya dengan Sofyan Basir yang tersebar dalam sebuah rekaman suara di media sosial belum lama ini.
Menurut Rini, konteks obrolan saat itu adalah dalam rangka mengupayakan BUMN bisa dapat saham melalui kerja sama investasi proyek penyediaan energi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News