CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Politisi Gerindra: Kita selalu dikibuli Jokowi


Kamis, 18 September 2014 / 23:46 WIB
Politisi Gerindra: Kita selalu dikibuli Jokowi
ILUSTRASI. Promo PegiPegi Mudik 1-30 April 2023, Dapatkan Diskon Hotel Hingga Rp 1 Juta


Sumber: TribunNews.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Anggota Dewan Pembina Gerindra Martin Hutabarat merasa Presiden terpilih Joko Widodo selalu mengibuli mereka. Hal itu terkait dengan keputusan Jokowi membentuk 34 kementerian.

Dimana Kementerian itu akan diisi 16 orang dari partai politik dan 18 berasal dari profesional.

"Kita selalu dikibulin sama Jokowi. Dia bilang kabinet ramping, hemat gunakan uangnya untuk energi, tapi sama saja, dikibulin kita," kata Martin di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Kemudian, kata Martin, tidak ada bagi-bagi jatah kabinet untuk partai politik. Tetapi, akhirnya memberikan 16 kursi kementerian untuk partai politik.
"Tinggal satu apa lagi, bahwa dia boleh menteri itu tidak boleh rangkap jabatan," ujarnya.

"Pendeknya bahwa enggak ada yang berubah tetap saja bagi-bagi kursi pada partai tetap saja kursinya tidak ramping," tambahnya.

Martin meminta kepada menteri-menteri agar tidak mengikuti kebohongan Jokowi. Ia pun kini tidak percaya dengan omongan presiden terpilih itu. "Saya kira presiden kalau mau bicara berpikir dulu sebelum bicara. Yang terjadi ini kan omongan itu diingat orang. Dia juga tidak merasa bersalah, ini kabinet yang efisien yang ramping yang ini dan seenaknya saja," imbuhnya.

Menurut Martin, hal tersebut bukanlah permulaan yang baik bagi Jokowi. Pasalnya, telah menginkari janjinya berkali-kali.
"Satu kabinet ramping, tidak bagi-bagi kursi, ini permulaan yang tidak baik," katanya. (Ferdinand Waskita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×