kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Politisi Gerindra: Kita selalu dikibuli Jokowi


Kamis, 18 September 2014 / 23:46 WIB
Politisi Gerindra: Kita selalu dikibuli Jokowi
ILUSTRASI. Promo PegiPegi Mudik 1-30 April 2023, Dapatkan Diskon Hotel Hingga Rp 1 Juta


Sumber: TribunNews.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Anggota Dewan Pembina Gerindra Martin Hutabarat merasa Presiden terpilih Joko Widodo selalu mengibuli mereka. Hal itu terkait dengan keputusan Jokowi membentuk 34 kementerian.

Dimana Kementerian itu akan diisi 16 orang dari partai politik dan 18 berasal dari profesional.

"Kita selalu dikibulin sama Jokowi. Dia bilang kabinet ramping, hemat gunakan uangnya untuk energi, tapi sama saja, dikibulin kita," kata Martin di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Kemudian, kata Martin, tidak ada bagi-bagi jatah kabinet untuk partai politik. Tetapi, akhirnya memberikan 16 kursi kementerian untuk partai politik.
"Tinggal satu apa lagi, bahwa dia boleh menteri itu tidak boleh rangkap jabatan," ujarnya.

"Pendeknya bahwa enggak ada yang berubah tetap saja bagi-bagi kursi pada partai tetap saja kursinya tidak ramping," tambahnya.

Martin meminta kepada menteri-menteri agar tidak mengikuti kebohongan Jokowi. Ia pun kini tidak percaya dengan omongan presiden terpilih itu. "Saya kira presiden kalau mau bicara berpikir dulu sebelum bicara. Yang terjadi ini kan omongan itu diingat orang. Dia juga tidak merasa bersalah, ini kabinet yang efisien yang ramping yang ini dan seenaknya saja," imbuhnya.

Menurut Martin, hal tersebut bukanlah permulaan yang baik bagi Jokowi. Pasalnya, telah menginkari janjinya berkali-kali.
"Satu kabinet ramping, tidak bagi-bagi kursi, ini permulaan yang tidak baik," katanya. (Ferdinand Waskita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×