kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Polisi sudah kantongi bukti pemufakatan makar


Jumat, 02 Desember 2016 / 19:42 WIB
Polisi sudah kantongi bukti pemufakatan makar


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Polda Metro Jaya menetapkan tujuh orang tersangka yang diduga melakukan permufakatan makar pada 1 Desember 2016. Penyidik langsung melakukan penangkapan kepada mereka di tempat terpisah di Jakarta pada Jumat (2/12) dini hari.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, penyidik telah mempunyai lebih dua alat bukti untuk menetapkan ketujuh orang tersebut sebagai tersangka permufakatan makar.

"Mengapa mereka dituduhkan pasal tersebut? Ini adalah hasil penyelidikan, pengumpulan informasi dari berbagai sumber," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (2/12/2016) petang.

Menurutnya, polisi hampir setengah bulan lebih melakukan proses pengumpulan informasi, bahan keterangan dan lainnya. "Sehingga disimpulkan penyidik untuk dilakukan tindakan hukum, yaitu berupa penangkapan dan pemeriksaan," katanya.

Rikwanto menjelaskan, tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka permufakatan makar dengan dikenakan Pasal 107 juncto Pasal 110 juncto Pasal 87 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Ketujuh orang tersebut yakni, E, AD, AZ, FH, RA, RS dan SB.

Rikwanto belum bisa menjelaskan ucapan atau tindakan atau kegiatan apa saja yang dilakukan ketujuh orang tersebut sehingga ditetapkan sebagai tersangka permufakatan untuk makar. Alasannya, karena belum mendapatkan informasi rincian kasus dan penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap ketujuh tersangka.

Sementara itu, tiga orang yang juga ditangkap pada waktu hampir bersamaan, yakni AD, JA dan RK. AD yang belakangan diketahui sebagai musisi Ahmad Dhani dijerat dengan Pasal 207 KUHP tentang penghinaan suatu penguasa atau badan hukum. Adapun, JA dan RK dijerat dengan Pasal 28 Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Hingga berita ini diturunkan, sepuluh orang tersebut masih menjalani pemeriksaan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Status penahanan mereka akan ditentukan setelah pemeriksaan 1x24 jam atau pada Sabtu (3/12) pagi.

(Abdul Qodir)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×