Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
MAKASSAR. Meninggalnya Ary (17), warga Jalan Pampang 1, dalam unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Kamis (27/11/2014), karena terkena lemparan batu oleh pengunjuk rasa dari mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI). Hal itu disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Komisaris Besar (Kombes) Polisi Endi Sutendi.
Menurut Endi, Ary yang biasa membantu atur arus lalu lintas di depan kampus UMI dengan meminta bayaran dari pengguna jalan alias Pak "Ogah" ikut dalam kelompok mahasiswa pendemo. Korban terlibat bentrokan di depan kantor Gubernur Sulsel di Jalan Urip Sumoharjo.
"Ada foto-fotonya Ary ikut dalam bentrokan melempari polisi dengan batu dan beberapa kali melepaskan anak panah. Ary terkena batu temannya sendiri dari belakang hingga terjatuh. Saat terjatuh, Ary pun terinjak-injak oleh ratusan massa yang berlarian diburu oleh mobil AVC. Jadi saat mobil AVC berhenti, dilihatlah Ary tersungkur bersimbah darah," ungkap Endi, Kamis.
Endi pun membantah adanya isu bahwa Ary digilas mobil AVC dan kepalanya terkena selongsong tembakan gas air mata.
"Jadi semua isu itu tidak benar, dan ada yang memprovokasi kejadian ini. Mahasiswa UMI bergabung dengan warga Jalan Pampang demo tolak kenaikan BBM serta menyerang kantor Gubernur Sulsel. Semua ini kayak terstruktur atau terskenario," tegasnya.
Soal warga yang menyerang balik mahasiswa ke dalam kampusnya dan membakar 5 motor serta sebuah pos satpam kampus, Endi mengaku masih melakukan penyelidikan.
Sebelumnya diberitakan, bentrokan antara mahasiswa UMI dibantu warga Jalan Pampang ini menewaskan seorang pemuda, Ary (17), warga Jalan Pampang 1. Ary tewas di lokasi bentrokan dengan luka robek di kepala bagian belakang.(Hendra Cipto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News