Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
PAMEKASAN. Aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Pamekasan yang digelar Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Pamekasan terkait penolakan atas rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berakhir dengan pelemparan telur busuk ke Kantor DPRD Pamekasan, Senin (10/11/2014).
Aksi itu terjadi karena pendemo tidak ditemui oleh anggota DPRD Pamekasan yang berjumlah 45 anggota. Namun, aksi kembali berlanjut beberapa menit kemudian setelah Ketua DPRD Pamekasan Halili dan beberapa Wakil Ketua DPRD Pamekasan didampingi beberapa ketua komisi muncul menemui mahasiswa.
Mahasiswa yang sudah berbalik arah kemudian kembali lagi ke Kantor DPRD Pamekasan dengan membawa spanduk sepanjang tiga meter. Mereka meminta semua wakil rakyat untuk menandatangani spanduk itu.
Anggota Dewan yang menandatangani spanduk tersebut di antaranya Ketua DPRD Pamekasan Halili, Wakil Ketua DPRD Pamekasan Suli Faris, Ketua Komisi I Ismail Marzuki, Ketua Komisi II Hosnan Ahmadi, Ketua Badan Kehormatan Taufiqurrahman, dan beberapa anggota DPRD Pamekasan dari berbagai fraksi.
"Kalau seluruh anggota Dewan tanda tangan tidak bisa karena mereka saat ini sedang masa reses pertama. Jadi, perwakilan saja," ungkap Halili, sambil membubuhkan tanda tangan disusul anggota Dewan lainnya.
Setelah menandatangani spanduk, kepada peserta demo Halili mengatakan, secara kelembagaan, DPRD Pamekasan belum bisa memutuskan mendukung atau menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Ada 45 orang yang harus membicarakan sikap itu.
Makruf Malaka, Ketua GMI Pamekasan, mengaku lega setelah spanduk ditandatangani unsur pimpinan DPRD Pamekasan beserta anggota Dewan lainnya. Namun, dia masih belum puas karena semua anggota DPRD Pamekasan tidak ikut menandatanganinya.
"Spanduk berisi tanda tangan ini akan kami kirim ke DPR RI sebagai bentuk aspirasi kami dan wakil rakyat di Pamekasan," ungkap Makruf.
Sebelumnya diberitakan, GMNI dan HMI menggelar aksi unjuk rasa di depan DPRD Pamekasan. Mereka terlibat bentrok dengan polisi karena tidak ditemui anggota DPRD Pamekasan. Mereka hendak menyisir satu per satu ruang kerja DPRD Pamekasan. Namun, upaya itu gagal hingga mahasiswa beralih melakukan pelemparan ke Kantor DPRD Pamekasan dengan telur busuk. (Taufiqurrahman)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News