Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Polandia ingin ikut berkontribusi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan dihelat tahun depan di Bali, Indonesia.
Menurut Michal Weglarz, diplomat bidang politik Polandia, kontribusi yang dapat diberikan Polandia adalah dengan membagikan pandangan Polandia serta Eropa Tengah yang belum terwakili dalam G20.
"Polandia dapat memberikan kontribusi dengan membagikan pengalaman sukses di bidang pembangunan sosial-ekonomi dan juga beberapa proyek transisi ekonomi," jelas Michal, saat bertemu dengan wartawan di kediaman Duta Besar Polandia, Selasa (12/10/2021).
Dia menjabarkan, kerjasama antara Indonesia dan Polandia dapat ditekankan pada tiga sektor utama yakni finansial, energi, dan digitalisasi.
Baca Juga: KTT G20 Kerek Devisa Pariwisata Tahun Depan
Untuk jalur finansial, Michal mengungkapkan, Polandia hadir untuk memperkuat kerjasama internasional di bidang perpajakan. Ada beberapa kemajuan yang sudah ditorehkan Polandia dalam hal pajak.
"Salah satunya, Polandia menginisiasi apa yang disebut VAT compact dan VAT fraud untuk mendukung kerjasama internasional menghadapi penipuan di bidang pajak," jelasnya.
Selain itu, Polandia juga berkontribusi aktif dalam menangani kasus pencucian uang dan pembiayaan kelompok teror.
Kemajuan lainnya dalam hal perpajakan adalah Polandia dalam empat tahun terakhir tidak menaikkan pajak untuk corporate.
Baca Juga: Ingin Perangi Perubahan Iklim, Jepang Investasikan Cadangan Devisa di Obligasi Hijau
"Kini, salah satu program prioritas pemerintah Polandia adalah Cashless Poland," jelasnya.
Kemudian, terkait dengan isu energi, selama tiga dekade terakhir Polandia telah berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi disertai dengan penurunan emisi.
Dalam hal ini, Polandia telah melakukan transformasi secara bertahap daro ekonomi yang bergantung pada batu bara menuju ke energi baru terbarukan (EBT).
"Saat ini, bauran EBT adalah 15% dan diperkirakan akan mencapai 28,5% pada 2040," papar Michal.
Dia juga bilang, PLTU akan dihentikan secara bertahap dari saat ini beroperasi 70%-80% menjadi 30% di tahun 2040.
Sedangkan, berkaitan dengan digitalisasi, Polandia sudah mengembangkan sistem keamanan berbasis komputasi awan dan secara berkelanjutan menyediakan program e-government dan e-pelayanan kesehatan.
Dalam hal keamanan siber, Polandia juga sudah mengembangkan program kerjasama keamanan siber bersama dengan beberapa mitra seperti Uni Eropa, NATO, dan NATO+partners.
Berdasarkan keunggulan yang dimiliki tersebut, Polandia menegaskan negaranya dapat memberikan kontribusi dalam Presidensi G20 Indonesia agar menghasilkan suara yang lebih lantang di KTT maupun Pertemuan Tingkat Menteri.
Baca Juga: Sambut Presidensi G20 Indonesia, ini agenda utama sektor ekonomi yang akan dibahas
Adapun kontribusi yang dapat diberikan antara lain:
- Pejabat tinggi pemerintah yang berpartisipasi di KTT dan Pertemuan Menteri, untuk menguatkan kepentingan bersama
- Menjadi co-sponsor dalam kelompok kerja dan satuan kerja dengan melibatkan pejabat tinggi, ahli dan profesional di bidang iklim dan ekonomi hijau, digitalisasi, dan pemberantasan penipuan pajak
- Menyelenggarakan acara tambahan selama KTT, Pertemuan Menteri dan Kelompok Kerja, misalnya di bidang energi terbarukan dan e-mobility
- Kontribusi substansial lainnya pada format B20 dan T20
Informasi saja, untuk pertama kalinya, Indonesia akan menjadi tuan rumah atau Presidensi G20 pada tahun depan.
Dengan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah, maka Indonesia punya kesempatan untuk ikut menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global.
Tak hanya membahas soal pemulihan ekonomi negara anggota di tengah pandemi, pertemuan G20 tahun depan juga akan membahas soal perubahan iklim, Global Taxation Principal hingga inklusi keuangan.
Selanjutnya: Indonesia negara paling malas penuhi komitmen G20
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News