kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   42.000   1,86%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.193   9,04   0,11%
  • KOMPAS100 1.142   -1,76   -0,15%
  • LQ45 836   -0,46   -0,05%
  • ISSI 283   -1,06   -0,37%
  • IDX30 440   -0,73   -0,17%
  • IDXHIDIV20 506   -2,57   -0,50%
  • IDX80 128   -0,39   -0,30%
  • IDXV30 137   -1,61   -1,17%
  • IDXQ30 140   -0,46   -0,33%

PNBP 2020 ditargetkan tumbuh tipis 1,2% hingga 2%


Minggu, 30 Mei 2021 / 20:48 WIB
PNBP 2020 ditargetkan tumbuh tipis 1,2% hingga 2%
ILUSTRASI. Pertambangan batubara


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun depan sebesar Rp 322,4 triliun hingga Rp 363,1 triliun. Angka tersebut hanya tumbuh 1,2% hingga 2% dari outlook tahun ini senilai Rp 298,2 triliun.

Pemerintah dalam dokumen Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPPKF) menyebutkan dalam penetapan postur tahun depan telah mempertimbangkan dinamika harga komoditas terutama minyak dan gas bumi (migas), serta batubara. Sejalan kecenderungan penurunan lifting migas juga jadi perhatian ke depan.

Selain itu, upaya memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) perlu mempertimbangkan sustainabilitas dan dampak terhadap kerusakan lingkungan.

Baca Juga: Penerimaan pajak minus, defisit bengkak hampir dua kali lipat

Sementara tantangan lain dari jenis PNBP layanan yakni relatif sulitnya upaya peningkatan dari sisi tarif karena layanan harus bersifat terjangkau dan tetap menjaga daya beli masyarakat.

Untuk itu secara umum pemerintah telah mengatur tujuh kebijakan PNBP tahun 2022. Pertama, opotimalisasi pengelolaan SDA dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Kedua, optimalisasi pengelolaan aset agar lebih produktif, antara lain dengan menerapkan Hightest and Best Use (HBU). Ketiga, peningkatan inovasi dan kualitas layanan pada satuan kerja dan Badan Layanan Umum (BLU) yang terjangkau, tersedia, dan berkesinambungan.

Keempat, optimalisasi penerimaan dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN), penataan, penyederhanaan, dan perbaikan perencanaan strategi BUMN serta mendorong efisiensi perusahaan pelat merah tersebut.

Kelima, penguatan tata kelola dan proses bisnis, penguatan pengawasan dan penguatan integrasi data. Keenam, penyempurnaan kebijakan penggalian potensi. Ketujuh, perluasan pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem administrasi dan pengembangan layanan PNBP berbasis digital.

Baca Juga: Hingga April 2021 defisit APBN sebesar Rp 138,1 triliun, ini penyebabnya

Kepala Ekonom Indo Premier Sekuritas Luthfi Ridho mengatakan PNBP migas seharusnya bisa digenjot. Meski berbagai dinamika global masih menghantui harga minyak.

Sebab, sejalan dengan proyeksi PNBP harga minyak mentah Indonesia diprediksi mencapai US$ 45-US$ 55 per barel di tahun depan. Angka tersebut setidaknya berpotensi lebih tinggi mengingat tahun ini harga minyak saat ini sudah tembus di level US$ 60 per barel, padahal asumsi harga minyak tahun ini sama dengan proyeksi tahun depan.

Artinya optimisme PNBP tumbuh pesat di tahun depan masih terbuka lebar. “Penerimaan PNBP migas masih dapat dioptimalkan sehingga bisa membantu penerimaan negara di tahun depan,” kata Luthfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×