kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PMI Manufaktur Masih Ekspansif, Kepala BKF: Dampak Varian Omicron Relatif Terbatas


Selasa, 01 Maret 2022 / 16:25 WIB
PMI Manufaktur Masih Ekspansif, Kepala BKF: Dampak Varian Omicron Relatif Terbatas
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenekeu Febrio Nathan Kacaribu


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansif pada Februari 2022. Walau begitu, tingkat ekspansinya tidak secepat bulan sebelumnya.

IHS Markit melaporkan, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia bulan Februari berada di posisi 52,2, atau turun dibandingkan Januari yang berada di level 53,7.

Penurunan tersebut merupakan akibat dari kasus penyebaran Covid-19 varian Omicron yang penyebaran-nya sangat cepat, sehingga angka penularan meningkat dan berdampak pada kepercayaan diri dalam bisnis.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengungkapkan, indeks PMI yang masih berada di zona ekspansif ini mencerminkan bahwa dampak penyebaran Omicron relatif terbatas pada ekonomi Indonesia khususnya di sektor industri dibandingkan saat gelombang varian Delta terjadi.

Baca Juga: PMI Manufaktur Menurun di Februari 2022, Ini Kata Pelaku Indutri

Pada Juli 2021 lalu, yang juga merupakan puncak penyebaran varian Delta, sektor industri terpukul dengan PMI Manufaktur menyentuh level kontraktif di angka 40.

Sementara pada Februari 2022, yang merupakan puncak penyebaran Omicron, sektor industri Indonesia tetap bertahan di level ekspansif.

Febrio bilang, pemerintah akan terus fokus pada upaya penanganan pandemi termasuk mempercepat vaksinasi dan vaksinasi booster yang terbukti menjadi game changer pada perekonomian.

Hingga saat ini, pemerintah mengalokasikan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk tahun 2022 sebesar Rp 455,62 triliun, di mana alokasi penanganan kesehatan mencapai Rp 122,54 triliun, perlindungan masyarakat sebesar Rp 154,76 triliun, serta Rp 178,32 triliun untuk penguatan pemulihan ekonomi.

Aktivitas pembelian bahan baku atau barang modal tetap kuat di tengah masa penyebaran varian Omicron. Selain itu, tingkat penyerapan tenaga kerja terindikasi semakin cepat, seiring dengan kebutuhan dunia usaha untuk berproduksi. Bahkan laju penyerapan tenaga kerja ini tumbuh dengan mencapai level tertinggi sejak Februari 2020.

Baca Juga: Meski Masih Ekspansif, PMI Manufaktur Indonesia Turun pada Februari 2022

Dunia usaha juga tetap mengantisipasi risiko penyebaran varian Omicron. Hal ini terlihat dari kebijakan dunia usaha dalam menentukan peningkatan jumlah persediaan yang mulai dibatasi. Selain itu, dinamika ekonomi global juga mempengaruhi tingkat permintaan dunia dan risiko gejolak harga komoditas yang masih relatif meningkat hingga saat ini.

Namun demikian, berdasarkan survey PMI, para pelaku usaha memperkirakan dampak dari risiko terkini, terutama akibat dari penyebaran varian Omicron, akan dapat dilewati dengan cepat. Tingkat produksi sektor manufaktur diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan persiapan dalam menghadapi bulan Ramadhan di awal April 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×