kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PMI Manufaktur Menurun di Februari 2022, Ini Kata Pelaku Indutri


Selasa, 01 Maret 2022 / 16:18 WIB
PMI Manufaktur Menurun di Februari 2022, Ini Kata Pelaku Indutri
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di pabrik perakitan mobil.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas manufaktur Indonesia masih ekspansif pada Februari 2022. Namun tingkat ekspansinya tidak secepat bulan sebelumnya. IHS Markit melaporkan, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di posisi 52,2, atau turun dibandingkan Januari yang sebesar 53,7.

Penurunan ini diakibatkan kasus penyebaran Covid-19 varian Omicron yang penyebarannya sangat cepat, sehingga angka penularan meningkat dan berdampak pada kepercayaan diri dalam bisnis.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono mengungkapkan, dampak varian Omicron hanya terasa di minggu awal Februari saja. Setelah itu sektor petrokimia dan plastik turunan kembali berjalan normal.

Baca Juga: Meski Masih Ekspansif, PMI Manufaktur Indonesia Turun pada Februari 2022

“Jadi yang terpukul hanya di pariwisata dan acara pesta, tetapi di industri online delivery masih cukup bagus. Kemudian, panen juga cukup bagus. Sehingga utilitas produksi di hulu masih di kisaran 95%, dan di hilir bahkan sudah 85%,” tutur Fajar kepada Kontan.co.id, Selasa (1/3).

Selain itu, Fajar bilang, banyak industri yang mengganti mesin demi menaikkan kapasitas produksinya. Ia juga yakin seiring dengan melandainya varian Omicron, industri manufaktur akan terus menggeliat. Utamanya di industry pariwisata dan masyarakat sudah bisa menggelar pesta seperti biasanya.

Adapun, Fajar menilai, dengan melandainya kasus covid saat ini, masyarakat sudah mulai berwisata dan mengadakan pesta pernikahan, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan stok untuk permintaan menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Sebab di momen tersebut permintaan konsumen selalu meningkat dari biasanya.

“Di industri hilir, saya optimis di 85% aman, dan persiapan untuk puasa dan lebaran sedang disiapkan kebutuhannya,” jelas Fajar.

Baca Juga: Indeks Manufaktur Indonesia Diprediksi Masih di Level Ekspansif Tahun Ini

Lebih lanjut, jika Maret ini geopolitik Rusia dan Ukraina berakhir, optimistis industri manufaktur di 2022 akan tumbuh positif. Akan tetapi, jika berkepanjangan, dikhawatirkan akan berdampak pada harga-harga kebutuhan sehari-hari masyarakat lebih meningkat lagi.

Perang berkepanjangan ini juga, akhirnya akan menyebabkan kapal-kapal laut, pengiriman barang harus menambah ekstra pengawalan sehingga akan menambah biaya produksi. Selain itu, ketersediaan kontainer juga diperkirakan akan menjadi langka, dan proses impor barang akan semakin sulit.

Sehingga, permasalahan ini, lanjut Fajar, harus disiasati seperti, demand dalam negeri di isi oleh supply lokal. “Ini sebenarnya ada positifnya da nada negatifnya. Industri di hilir utilitasnya bisa lebih meningkat lagi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×