Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHS Markit melaporkan data Purchasing Manajer’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode Juni berada di level 50,6. Angka ini turun dibanding periode sebelumnya sebesar 51,6.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail mengatakan, PMI Manufaktur Juni melemah wajar sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan melambat di tahun ini dari 5,2% jadi 5,1% versi Bank Dunia. Sehingga secara daya beli masyarakat cenderung melemah.
Dia bilang masalah industri sektor olahan komoditas menjadi penyebab utama PMI Manufaktur turun. Misalnya industri batubara dan crude palm oil (CPO) atau minyak sawit terhambat perkara harga yang sedang dalam tren bearish. Sehingga ekspor kedua komoditas itu melambat.
Selain itu pertumbuhan penjualan industri otomotif akan menjadi penghambat PMI Manufaktur. “Industri otomotif secara year on year (yoy) melemah, padahal sumbangsihnya cukup banyak,” kata Mikail kepada Kontan.co.id, Selasa (2/7).
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengaku dalam industri tekstil terkait penjualan mengalami penurunan pada bulan lalu.
Pelemahan disektor industri tekstil lantaran pertumbuhan ekonomi global loyo, maka menghambat ekspor dan impor.
Dengan segelontor sentimen tersebut, Mikail meramal sepanjang kuartal II PMI Manufaktur akan berada di level 5,1%. Selanjutnya pada kuartal III dan kuartal IV prediksi masing-masing di level 5,0% dan 5,2%.
Dia optimis pada kuartal IV bisa membaik lantaran stimulus dari Food and Beverages (F&B). Mikail menjelaskan pada periode itu, konsumsi F&B secara tren tumbuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News