kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PMI Manufaktur Indonesia pada Maret Naik Tipis di posisi 52,3 dari Bulan Sebelumnya


Jumat, 01 April 2022 / 09:48 WIB
PMI Manufaktur Indonesia pada Maret Naik Tipis di posisi 52,3 dari Bulan Sebelumnya
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja memproduksi pakaian. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas manufaktur Indonesia pada Maret 2022 masih berada di zona ekspansi. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, masih terjadi peningkatan meski tidak terlalu signifikan.

Menurut data S&P global, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2022 berada di posisi 51,3, atau naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,2. Angka tersebut menandakan adanya perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia tujuh bulan berturut-turut, meski tingkat perbaikan tergolong kecil secara keseluruhan.

Dampak lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi pada Februari 2022 masih terasa pada bulan lalu. Produksi industri manufaktur memang tumbuh, tetapi lajunya melambat. Selain itu, masalah logistik global juga menurunkan permintaan ekspor.

Baca Juga: Sederet Upaya Pemerintah Untuk Terus Dorong Pemulihan Ekonomi

Seiring dengan peningkatan produksi, dunia usaha pun menambah rekrutmen karyawan. Laju pembukaan lapangan kerja menyentuh rekor tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir. Peningkatan produksi dan penambahan karyawan membuat dunia usaha lebih banyak membeli bahan baku. Stok barang jadi pun meningkat.

Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit, mengatakan sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi pada pada bulan Maret. Meski kenaikan output dan pesanan baru melambat menghadapi dampak Covid-19 yang masih ada.

Selain itu, menurutnya, kepercayaan bisnis meningkat tajam di antara perusahaan manufaktur di tengah gelombang virus terkini yang mereda. Sangat penting untuk mengamati apakah sentimen positif berarti pertumbuhan produksi yang lebih baik pada bulan-bulan mendatang.

“Akan tetapi perusahaan melaporkan bahwa rantai pasokan dan tekanan harga memburuk, yang merupakan topik umum di wilayah sekitar untuk sektor manufaktur pada bulan Maret, karena gangguan rantai pasokan global dan dampak perang Ukraina. Tekanan rantai pasokan berkepanjangan dapat menghambat pemulihan sektor dari gelombang Covid-19 terkini,” tuturnya dari keterangan tertulis, Jumat, (1/4).

Baca Juga: Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Sudah Kembali ke Level Pra Covid-19

Kabar baiknya, baiknya kondisi ketenagakerjaan membaik pada bulan Maret, karena perusahaan tetap percaya diri dalam memperbesar kapasitas tenaga kerja mereka untuk menampung persyaratan produksi berkelanjutan dan yang akan datang.

Lebih lanjut, GDP Indonesia juga diharapkan akan mencapai 4,9% pada tahun 2022 mengingat dampak terkini dari perang Ukraina-Rusia terhadap harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×