Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mengaku bahwa Indonesia saat ini kekurangan insinyur dalam pembangunan dalam 5 tahun ke depan. Idealnya dalam 5 tahun ke depan butuh 240.000 insinyur baru dan 350.000 lulusan setingkat STM/SMK/Poltek.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Bobby Gafur Umar mengatakan saat ini Indonesia memiliki sekitar 700.000- 750.000 insinyur. "Hanya sekitar setengahnya yang bekerja sesuai bidangnya. Sisanya bekerja di bidang lain," ujar Bobby usai jumpa Menteri Perindustrian pada Rabu (4/2).
Bobby mengatakan banyak lulusan insinyur yang tak bekerja di bidangnya karena lapangan kerja kurang menjanjikan. "Industri tidak berkembang, dan upah yang ditawarkan di sektor lain gajinya lebih menjanjikan," ujar Bobby.
Ia mengatakan dengan sekolah yang ada saatnya, hanya memenuhi setengah dari kebutuhan insinyur. "Saya tidak punya datanya tapi banyak insinyur kita yang kerja di luar negeri. Kita perlu tarik mereka dan berikan gaji internasional, pasti mereka mau balik, dan bisa perlahan menutup kebutuhan insinyur kita," ujar Bobby.
Ia mengatakan memang perlu paksaan berupa tingkat minimal kandungan dalam negeri dalam sebuah proyek pembangunan. Dengan begitu insinyur diberi lapangan kerja dan mau kembali bekerja di bidangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News