Reporter: Fahriyadi | Editor: Amal Ihsan
jAKARTA. Salah satu faktor pendorong pembangunan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, salah satunya adalah insinyur yang profesional. Sebagai salah satu negara dengan penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ternyata pertumbuhan jumlah Insinyur di Indonesia sangat rendah. Ini sangat miris menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 mendatang.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengungkapkan, penambahan jumlah insinyur di Indonesia per tahunnya amat rendah. "Di Indonesia rasio insinyurnya hanya 199 insinyur per satu juta penduduk," katanya, Kamis (23/5).
Djoko mengungkapkan bahwa rasio ini amat jauh jika dibandingkan Singapura yang rasio perbandingannya sebanyak 5.700 insinyur per sejuta orang, Malaysia 503 insinyur per sejuta orang dan bahkan lebih kecil dari Thailand yang mempunyai 293 insinyur per sejuta penduduk.
Imbas dari rasio itu, kata Djoko bisa terlihat pada tingkat efisiensi, inflasi dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia bilang kekurangan tenaga insinyur ini juga membuat indeks kesiapan teknologi indonesia ini menjadi kecil, yakni 0,32. Lebih rendah dari Malaysia 0,83 dan Thailan 0,61.
Lebih lanjut, Djoko mengatakan bahwa dalam indeks efisiensi pembangunan Indonesia juga rendah, yakni Hanya berada di angka 0,60. Sedangkan Malaysia ada di angka 0,86 dan Thailand di angka.0,69.
Djoko mengatakan saat ini pertumbuhan indeks ketersediaan infrastruktur di Indonesia memang berkembang dalam 5 tahun terakhir.Namun pertumbuhannya tidak cukup untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Hal ini diindikasikan dengan rendahnya indeks daya saing pembangunan kita yang hanya 0,69, sedangkan Malaysia nilainya 0,85 dan juga Thailand sebesar 0,72," katany
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News