kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia kekurangan tenaga insinyur


Kamis, 23 Mei 2013 / 19:10 WIB
Indonesia kekurangan tenaga insinyur
ILUSTRASI. Kenali Manfaat dan Kandungan Nutrisi Kacang Kenari untuk Kesehatan


Reporter: Fahriyadi | Editor: Amal Ihsan

jAKARTA. Salah satu faktor pendorong pembangunan adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, salah satunya adalah insinyur yang profesional. Sebagai salah satu negara dengan penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ternyata pertumbuhan jumlah Insinyur di Indonesia sangat rendah. Ini sangat miris menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 mendatang.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengungkapkan, penambahan jumlah insinyur di Indonesia per tahunnya amat rendah. "Di Indonesia rasio insinyurnya hanya 199 insinyur per satu juta penduduk," katanya, Kamis (23/5).

Djoko mengungkapkan bahwa rasio ini amat jauh jika dibandingkan Singapura yang rasio perbandingannya sebanyak 5.700 insinyur per sejuta orang, Malaysia 503 insinyur per sejuta orang dan bahkan lebih kecil dari Thailand yang mempunyai 293 insinyur per sejuta penduduk.

Imbas dari rasio itu, kata Djoko bisa terlihat pada tingkat efisiensi, inflasi dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia bilang kekurangan tenaga insinyur ini juga membuat indeks kesiapan teknologi indonesia ini menjadi kecil, yakni 0,32. Lebih rendah dari Malaysia 0,83 dan Thailan 0,61.

Lebih lanjut, Djoko mengatakan bahwa dalam indeks efisiensi pembangunan Indonesia juga rendah, yakni Hanya berada di angka 0,60. Sedangkan Malaysia ada di angka 0,86 dan Thailand di angka.0,69.

Djoko mengatakan saat ini pertumbuhan indeks ketersediaan infrastruktur di Indonesia memang berkembang dalam 5 tahun terakhir.Namun pertumbuhannya tidak cukup untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Hal ini diindikasikan dengan rendahnya indeks daya saing pembangunan kita yang hanya 0,69, sedangkan Malaysia nilainya 0,85 dan juga Thailand sebesar 0,72," katany

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×