kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pertumbuhan yang anjlok tambah pengangguran


Selasa, 28 Mei 2013 / 19:32 WIB
Pertumbuhan yang anjlok tambah pengangguran
ILUSTRASI. Baru-baru ini asteroid paling berisiko telah ditemukan, apakah berbahaya bagi Bumi?


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Anggota DPR RI Komisi XI Dolfie mengkritik angka pertumbuhan ekonomi di APBN 2013 yang menurun dari 6,8% menjadi 6,2%. Pasalnya, selain tingkat konsumsi pemerintah masih sangat rendah, penurunan ini akan menciptakan pengangguran baru sebesar 270.000 orang.

Ketika ditemui Kontan ditengah jeda Raker Komisi XI dengan Pemerintah, Selasa, (28/5), Dolfie menjelaskan, dilihat dari sisi konsumsi, tingkat konsumsi pemerintah turun drastis. Kondisi ini disebabkan banyak anggaran belum terserap dan terealisasi di lapangan. Dari temuan yang ia lakukan ketika turun ke lapangan semasa reses, banyak anggaran belum dilaksanakan, seperti Dana Pembangunan Desa. "Wajar saja kalau pertumbuhan Triwulan I rendah, karena semua memang belum bergerak,"kata Dolfie

Kedua, penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,6% akan menghilangkan lapangan kerja bagi 270 ribu orang. Faktanya pemerintah hingga saat ini hanya mampu menyediakan lapangan kerja bagi 70 orang pertahun. "Jadi keputusan ini jelas tidak pas dalam situasi sekarang,"ujar Dolfie.

Secara otomatis, kondisi ini akan mendorong terciptanya kemiskinan baru. Berdasarkan data Bappenas, Dolfie menyebutkan jumlah kemiskinan pasca kenaikan BBM dalam waktu dekat akan membuat orang miskin baru bertambah 4 juta orang.

Dolfie menyayangkan argumentasi pemerintah yang menjadikan lambatnya investasi sebagai alasan. Seharusnya belanja infrastruktur terus digenjot agar investasi meningkat. Padahal dalam penghematan belanja keseluruhan K/L yang tercantum dalam RAPBN-P 2013 mencapai Rp 24 Triliun. Belum lagi besaran anggaran yang dialokasikan ke program BLSM sebesar Rp 30 Triliun sebagai dampak kebijakan penyesuaian BBM bersubsidi. "Kalau ini semua dialokasikan ke pembangunan infrastruktur, akan hebat sekali. Kalau lari ke BLSM, kita hanya bisa menunggu investasi,"pungkas Dolfie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×