Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan uang kartal per Desember 2019 tumbuh 5,9% yoy. Posisi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang tercatat pada November 2019 yang sebesar 6,2% yoy.
Tidak hanya itu, pertumbuhan peredaran uang kartal pada Desember tahun lalu juga tercatat lebih rendah dari pertumbuhan uang kartal pada Desember 2018 yang sebesar 6,6% yoy dan pada Desember 2017 yang mencapai 15,4% yoy.
Baca Juga: Uang kartal tumbuh 5,9%, Bank Indonesia siap perkuat sinergi kebijakan
Ekonom BCA David Sumual melihat bahwa penurunan yang terjadi pada bulan Desember tahun lalu memang tidak sesuai dengan pola musiman. Hal itu disebabkan oleh biasanya pada akhir tahun orang-orang lebih banyak menggunakan uang tunai.
"Karena kan ada momen Natal dan Tahun Baru. Ya, polanya mirip-mirip dengan Lebaran," terang David kepada Kontan.co.id, Senin (27/1).
Meski begitu, David melihat bahwa peredaran uang kartal yang menurun pada akhir tahun tersebut disebabkan oleh penggunaan uang tunai yang digantikan oleh uang elektronik dan bukan karena adanya penurunan aktivitas ekonomi di Indonesia.
Baca Juga: BI: Likuiditas perekonomian kembali meningkat sepanjang November 2019
David menambahkan, apalagi saat ini adalah zaman digitalisasi dan mulai berkembangnya sistem pembayaran digital yang bahkan BI pun saat ini mengembangkan penggunaan QRIS di seluruh Indonesia mulai dari transaksi di pasar tradisional, perguruan tinggi, dan transaksi lintas negara.
Hal tersebut juga dilihat dari BI yang mencatat transaksi non tunai menggunakan kartu debit, kartu kredit, dan uang elektronik yang pada Desember 2019 tumbuh 2,45% dan didominasi oleh transaksi non tunai menggunakan kartu debit sebesar 92,2%.
Terperinci, khusus uang elektronik, BI mencatat transaksi menggunakan uang elektronik tumbuh tinggi hingga 188,3%.
Baca Juga: Biaya dana (CoF) Bank Pembangunan Jawa Timur (BJTM) tercatat mulai menciut
"Sejalan dengan terus menguatnya preferensi masyarakat untuk menggunakan uang digital dalam berbagai transaksi ekonomi dan keuangan," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo pada Kamis (23/1) di Jakarta.
Melihat hal itu, David pun menegaskan bahwa bila adanya indikasi pelemahan ekonomi, hal itu tidak hanya dilihat dari peredaran uang kartal, tetapi juga haru didekomposisi dan melihat data-data terkait lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News