kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan industri pengolahan tak maksimal di awal tahun


Kamis, 07 Mei 2020 / 16:23 WIB
Pertumbuhan industri pengolahan tak maksimal di awal tahun
ILUSTRASI. Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan industri pengolahan menunjukkan pertumbuhan yang tak menggembirakan di kuartal I-2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan industri pengolahan hanya 2,06% yoy atau melorot dari kuartal I-2019 yang sebesar 3,85% yoy.

"Penyebab utama perlambatan adalah melambatnya industri pengolahan non minyak dan gas (non-migas)," kata Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (5/5) via video conference.

 Baca Juga: Terdampak corona, sejumlah industri ramai-ramai koreksi target kinerja di 2020

Industri non migas tercatat tumbuh sebesar 2,01% yoy di kuartal pertama tahun ini. Capaian ini lebih rendah dari pertumbuhan kuartal I tahun lalu yang sebesar 4,80% yoy. Perlambatan industri ini terindikasi dari impor bahan baku yang terkontraksi dan ekspor komoditas industri non migas yang juga tumbuh melambat. 

Suhariyanto pun memerinci beberapa lapangan usaha dalam industri nonmigas banyak yang mengalami kontraksi, ada yang mengalami pelemahan pertumbuhan, tetapi ada pula yang mengalami peningkatan pertumbuhan. 

Salah satunya industri makanan dan minuman. Industri ini tercatat tumbuh melambat sebesar 3,94% yoy setelah tumbuh 6,77% yoy pada kuartal I-2020. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya permintaan luar negeri. "Berkurangnya demand tercermin dari terkontraksinya ekspor komoditas makanan dan minuman di kuartal pertama ini," tambah Suhariyanto. 

Pun industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional tercatat tumbuh 5,59% yoy setelah di kuartal pertama tahun lalu mencapai 11,53% yoy. Laju pertumbuhan industri ini di kuartal I-2020 didukung oleh peningkatan produksi barang kimia dan obat-obatan untuk memenuhi permintaan dari luar negeri. Selain itu, dari dalam negeri, ada indikasi lonjakan permintaan domestik akibat mewabahnya virus Covid-19. 

Baca Juga: Kadin: Pertumbuhan industri bakal kian merosot di kuartal II-2020

Industri alat angkutan menjadi satu-satunya industri non migas yang mengalami pertumbuhan meningkat. Capaian di kuartal I-2020 sebesar 4,64% yoy atau tumbuh pesat dari kuartal I-2019 yang mencatat kontraksi 6,61% yoy. 

Lebih lanjut, beberapa industri non migas lainnya mengalami kontraksi. Seperti industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik yang mencatat kontraksi 3,52% yoy setelah sempat tumbuh tipis di kuartal I-2019 sebesar 0,41% yoy. 

Industri tekstil dan pakaian jadi juga mencatat kontraksi 1,24% yoy setelah tumbuh tinggi 18,98% yoy di kuartal I-2019. Industri Barang Galian bukan logam juga mencatat kontraksi 5,30% yoy, serta industri mesin dan perlengkapan mencatat kontraksi 9,33% yoy. 

Baca Juga: Minim sentimen positif, begini proyeksi IHSG pada kuartal II-2020

Industri furnitur terkontraksi 7,28% yoy setelah tumbuh 12,89% yoy di kuartal pertama tahun lalu. Namun, ada industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki yang mencatat kontraksi 0,36% yoy. Meski terkontraksi, ini rupanya membaik dari kontraksi di kuartal pertama tahun lalu yang sebesar 1,15% yoy.

"Tentu industri-industri ini perlu mendapat perhatian lebih. Apalagi, dari sisi ekspor juga banyak komoditas dari mereka yang mengalami pertumbuhan negatif," tandas Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×