Reporter: Ferry Hidayat | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir. Namun, pertumbuhan tersebut ternyata diikuti dengan kesenjangan sosial yang semakin nyata di masyarakat.
Hal tersebut menjadi bentuk keprihatinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam refleksi akhir tahunnya.
"Ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata diatas enam persen setahun, tertinggi kedua di Asia setelah China, dengan besaran tersebut, Indonesia tercatat sebagai negara dengan ekonomi nomor 16 terbesar di dunia," kata Ketua DPD Irman Gusman di Kompleks Parlemen, Senayan (Selasa, 24/12).
Irman mengatakan, pertumbuhan ekonomi itu dirasa parsial. Sebab, baru dinikmati oleh sebagian kecil rakyat Indonesia.
"Paradoks dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi selama 10 tahun terakhir tingkat ketimpangan pendapatan di Indonesia di justru meningkat. Koefisien Gin atau standar ketimpangan pendapatan yang pada 1999 berada di tingkat moderat 3,1 telah meningkat menjadi 4,2 pada 2012 artinya ketimpangan semakin tinggi," imbuhnya.
Selain terjadi kesenjangan dalam distribusi pendapatan, lanjut Irman, kesenjangan juga terjadi antar daerah. Irman bilang sekitar 80 persen kegiatan perekonomian berlangsung di Pulau Jawa dan Sumatera, dan hanya 20 persen di Kawasan Timur Indonesia.
"60 persen dari 183 kabupaten daerah tertinggal terdapat di Kawasan Timur Indonesia. Presentase penduduk miskin di Kawasan Indonesia Timur dua Kali lebih tinggi dari rata-rata nasional. Ranking Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi di Kawasan Indonesia Timut juga berada di peringkat bawah," ujar peserta konvensi capres Demokrat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News