kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.090   106,44   1,52%
  • KOMPAS100 1.059   18,57   1,79%
  • LQ45 832   15,44   1,89%
  • ISSI 215   2,37   1,12%
  • IDX30 424   8,09   1,94%
  • IDXHIDIV20 511   9,36   1,87%
  • IDX80 121   2,07   1,75%
  • IDXV30 125   0,81   0,65%
  • IDXQ30 142   2,54   1,83%

Pertumbuhan ekonomi tahun 2018 masih di bawah potensi


Rabu, 06 Februari 2019 / 20:34 WIB
Pertumbuhan ekonomi tahun 2018 masih di bawah potensi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 mencapai 5,17%. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 yang sebesar 5,07%

Meski ,ebih tinggi, Ekonom Center of Reform on Economics (Core), Pieter Abdullah menilai, pencapaian tersebut masih di bawah potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, pemerintah telah menerapkan target pertumbuhan ekonomi di tahun ini sebesar 5,4%.

"Konsumsi memiliki kontribusi paling besar pda pertumbuhan ekonomi. Sementara dalam beberapa tahun ini, secara alami pertumbuhannya relatif rendah dibandingkan potensinya. Jadi kalau kita lihat dari besarnya 5,17% ini kami melihatnya seharusnya masih bisa lebih besar dari itu," tutur Pieter kepada Kontan.co.id, Rabu (6/2).

Menurut Pieter, lambatnya pertumbuhan ekonomi tak boleh hanya dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi global yang juga tengah melambat serta turunnya harga komoditas. Pasalnya, Filipina dan Vietnam masih bisa mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6%.

"Kan mereka alami hal yang sama. Artinya pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah dikarenakan struktur ekonomi yang terlalu bergantung pada komoditas sumber daya alam dan kita tidak cukup menjaga permintaan domestik," terang Pieter.

Karena itu, menurut Pieter, pemerintah perlu mendorong permintaan di dalam negeri. Pasalnya, bila konsumsi rumah tangga rendah dan permintaan domstik rendah maka investasi juga akan relatif tidak tinggi.

Pieter menambahkan, bila pemerintah tak mengambil sebuah kebijakan atau terobosan yang signifikan baik di sektor riil maupun di sektor keuangan maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stagnan di sekitar 5%.

"Kalau kami perhitungkan, tahun 2019 akan di atas tahun 2018. Tapi paling maksimal di 5,2%. Pertumbuhan ekonomi tersebut sudah kami perhitungkan dengan upaya pemerintah untuk membangun infastruktur dan tingkatkan bantuan sosial," terang Pieter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×