kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Akan Melambat dari 2023, Ini Sebabnya


Kamis, 17 Agustus 2023 / 13:48 WIB
Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Akan Melambat dari 2023, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 diperkirakan tak akan setinggi outlook pertumbuhan ekonomi tahun 2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 diperkirakan tak akan setinggi outlook pertumbuhan ekonomi tahun 2023.

Pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2% yoy, atau lebih rendah dari outlook pertumbuhan ekonomi 2023 yang di kisaran 5,3% yoy hingga 5,7% yoy.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, ada sejumlah peristiwa yang memengaruhi pertimbangan penetapan target pertumbuhan ekonomi tahun depan.

Ini terkait ketidakpastian global sehingga menekan prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China dalam 12 bulan hingga 18 bulan ke depan.

Nah, gonjang-ganjing yang terjadi pada negara-negara besar tersebut tentu akan berdampak pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Ini karena, salah satunya disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan yang sangat drastis dan bahkan lebih lama dari perkiraan," tutur Sri Mulyani, Rabu (16/8).

Baca Juga: Ini Tanda-Tanda Ekonomi China Tengah Mengalami Krisis

Selain itu, ketidakpastian global datang dari ketidakpastian geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta Rusia dan Ukraina.

Pertumbuhan ekonomi China menunjukkan tanda-tanda pelemahan, bahkan setelah gerbang perekonomian dibuka.

Ini menjadi salah satu risiko terbesar Indonesia, mengingat China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.

"Apalagi, kita melihat ekspor memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Maka ini akan memberi risiko terhadap pertumbuhan ekonomi," kata Sri mulyani.

Baca Juga: Disebut No Effort, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5% Adalah Luar Biasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×