Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan harga komoditas global membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kepala ekonom Citibank Indonesia Helmi Arman memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan berada di kisaran 5% yoy, atau naik dari perkiraan semula yang sebesar 4,8% yoy.
“Peningkatan harga komoditas ini juga kemudian diikuti dengan peningkatan volume ekspor dan ekspektasi peningkatan pendapatan sehingga daya beli masyarakat bisa bertambah,” tegasnya dalam bincang bersama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB), Rabu (8/6) secara daring.
Helmi merinci, peningkatan harga komoditas ini membawa keuntungan bagi korporasi yang merupakan eksportir komoditas. Menurut hitungan Helmi, kontribusi dari para eksportir ini bisa meningkat sekitar 0,6%.
Baca Juga: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2022 Jadi 5,1%
Tak hanya perusahaan besar, rumah tangga yang ada di pedesaan pun kecipratan peningkatan harga komoditas, khususnya mereka yang berkecimpung di perkebunan minyak sawit mentah atau Crude Plam Oil (CPO). Ada tambahan kontribusi terhadap PDB sekitar 0,2%.
Selain karena peningkatan harga komoditas, Helmi juga meyakini pertumbuhan yang makin berdaya pada tahun ini seiring dengan keputusan pemerintah untuk tetap menjaga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan LPG 3kg atau energi-energi bersubsidi, dengan menggelontorkan subsidi.
Pemerintah juga tetap berkomitmen untuk memberikan program jaring pengaman sosial sebagai upaya memperkuat daya beli masyarakat.
Nah, dengan skema ini, Helmi meyakini ada tambahan kontribusi terhadap PDB sekitar 0,1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News