kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I-2025 Diprediksi Melambat, Apa Biang Keroknya?


Jumat, 02 Mei 2025 / 16:54 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I-2025 Diprediksi Melambat, Apa Biang Keroknya?
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 diprediksi mencapai 4,85% yoy, sedikit menurun dibandingkan kuartal IV-2024 yang tercatat 5,02%.


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada kuartal pertama tahun ini. 

Kepala Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Muhammad Rizal Taufikurahman memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 mencapai 4,85% yoy, sedikit menurun dibandingkan kuartal IV-2024 yang tercatat 5,02%.

Secara kuartalam, kata dia, Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 0,8%.

Ini searah dengan pola musiman pasca libur akhir tahun dan mencerminkan aktivitas ekonomi di tengah ketidakpastian global serta tekanan domestik.

Rizal bilang, meskipun pemerintah telah meningkatkan belanja negara, respons dari sektor konsumsi dan investasi masih terbatas.

“Beberapa sektor seperti pertanian dan industri pengolahan diprediksi tetap tumbuh, namun tidak cukup kuat untuk mendorong angka pertumbuhan secara keselurhan melampaui 5%,” ujar Rizal kepada Kontan.co.id, Jumat (2/5).

Baca Juga: Tim Ekonom Bank Mandiri Ramal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat di Kuartal I

Belanja negara menjadi faktor kunci, dengan pemerintah yang sudah merealisasikan lebih dari Rp 620 triliun pada kuarta I-2025 serta peningkatan belanja yang signifikan terjadi pada bulan Maret.

Di sisi lain, kata Rizal, relaksasi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dengan penurunan suku bunga sebanyak 50 bps sejak akhir tahun lalu diharapkan bisa mendukung konsumsi dan investasi.

Namun, dampak dari kebijakan tersebut belum sepenuhnya terasa dalam jangka pendek.

Sejumlah faktor penghambat masih membayangi. Memahnya konsumsi rumah tangga akibat turunnya kepercayaan konsumen dan tekanan harga, menahan laju pertumbuhan ekonomi.

Faktor lain, ujar Rizal, pelambatan pada ekspor yang disebabkan penurunan permintaan global, terutama dari China.

Ketegangan geopolitik serta potensi kebijakan tarif baru Amerika Serikat (AS) terhadap komoditas ekspor Indonesia turut menciptakan ketidakpastian yang berdampak negative pada kinerja sektor eksternal.

Baca Juga: IMF dan Bank Dunia Poyeksi Ekonomi RI Tumbuh 4,7% pada 2025, Begini Respons Istana

Selanjutnya: Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat Masih Akan Tertekan

Menarik Dibaca: Dividen dari Astra Agro (AALI) Rp 184 per saham, Cum Date pada 7 Mei 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×