kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pertahankan Suku Bunga Di Level 6%, Bos BI Beberkan Alasannya


Rabu, 16 Oktober 2024 / 15:34 WIB
Pertahankan Suku Bunga Di Level 6%, Bos BI Beberkan Alasannya
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) bersama para Deputi Gubernur memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta. Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga BI Rate pada level 6%. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan atau BI rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung 15-16 Oktober 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, alasan BI masih mempertahankan  BI-rate di level 6,00% adalah untuk menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian global yang kembali meningkat.

“Untuk bulan ini karena ketidakpastian pasar keuangan global kami fokus pada stabilitas nilai tukar rupiah,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (16/10).

Meski begitu, Perry menyebut tetap akan mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan dengan tetap memperhatikan prospek inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi.

Ia optimistis nilai tukar rupiah dalam jangka pendek, dan kedepan akan kembali stabil juga menguat, meski harus menghadapi dampak dari ketidakpastian global, utamanya geopolitik di Timur Tengah.

Baca Juga: Bank Indonesia Pertahankan BI Rate 6% Pada Rapat Bulan Oktober 2024

Adapun kondisi nilai tukar rupiah pada Oktober 2024 atau hingga 15 Oktober 2024 melemah sebesar 2,82% (ptp) dari bulan sebelumnya. Pelemahan nilai tukar tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan ketidakpastian global akibat eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Namun demikian, apabila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, nilai tukar rupiah terdepresiasi hanya sebesar 1,17%, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina, Dollar Taiwan, dan Won Korea yang masing-masing terdepresiasi sebesar 4,25%, 4,58%, dan 5,62%.

“Kami yakin rupiah stabil dalam jangka pendek. Dipengaruhi imbal hasil menarik, inflasi rendah dan current account deficit rendah bahkan tahun depan 0,5% hingga 1,1% rendah. Itu masih mendukung external kita, kecuali sudah 2% keatas kita harus mulai jaga-jaga,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×