kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Perry janjikan enam agenda penguatan makro dan BI


Kamis, 14 Maret 2013 / 15:55 WIB
Perry janjikan enam agenda penguatan makro dan BI
ILUSTRASI. Investor asing banyak melepas saham-saham ini pada perdagangan akhir pekan


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Hari ini, Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) dua kandidat Deputi Gubenur Bank Indonesia (BI) pengganti Budi Mulya. Salah satu kandidat, Perry Warjiyo mengungkapkan enam agenda yang akan dilakukannya pasca terpilih sebagai Deputi Gubernur BI.

Agenda pertama yang diusung adalah pengendalian inflasi dan suku bunga yang rendah. Perry mengatakan, masalah inflasi tidak harus berujung pada kenaikan suku bunga. Ia malah menginginkan suku bunga tetap rendah. Perry menyebut, suku bunga acuan yang saat ini di posisi 5,75% masih relevan bagi BI karena rendahnya suku bunga dapat meningkatkan efisiensi sektor perbankan.

Agenda kedua adalah stabilisasi nilai tukar dan pendalaman di pasar keuangan. Perry menilai, stabilitas nilai tukar sangat penting. Untuk itu, BI harus menjaganya sesuai dengan kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Sementara untuk pendalaman di pasar keuangan, BI pun sudah mengambil langkah penting seperti pembentukan trustee, pelaporan devisa dan juga ketentuan mengenai forward delivery.

Agenda ketiga adalah mengenai penguatan makro prudensial lewat hubungan yang baik dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hubungan dengan OJK ini akan sangat penting sejalan dengan adanya pengalihan fungsi pengawasan perbankan ke lembaga baru tersebut. Ini bisa membuat BI fokus pada kebijakan makro prudensial tapi tak meninggalkan pengawasan bank yang masih memiliki resiko sistemik.

Agenda keempat adalah pemberdayaan sektor riil dan usaha kecil menengah (UKM) di daerah. Untuk itu BI akan melakukan kerjasama dengan tim pengendali inflasi daerah untuk meningkatkan perberdayaan sektor riil. Ia mencontohkan, kredit sektor pertanian yang hanya sekitar 5,5% dari total kredit atau setara Rp 147,9 triliun. Padahal pertanian menyumbang 16% dari produk domestik bruto (PDB).

Agenda kelima adalah penguatan koordinasi kebijakan dengan pemerintah. Ini penting untuk penguatan ekonomi regional dan meningkatkan peranan kantor BI di daerah. Agenda terakhir adalah penguatan sumber daya manusia yang berada di BI itu sendiri.

Apakah dengan keenam agenda ini akhirnya Perry dapat melenggang menjadi Deputi Gubernur, atau malah kembali terjegal untuk ke empat kalinya? Malam ini, Komisi Perbankan DPR akan memutuskan apakah Perry dan Hendar yang akan menjadi Deputi Gubernur BI. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×