Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) menunjukkan Indeks Penjualan Riil (IPR) di Oktober 2018 tumbuh 2,9% dibandingkan tahun lalu. Meski begitu, pertumbuhan IPR ini tak setinggi pertumbuhan IPR di bulan September 2018 yang mencapai 4,8%.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, adanya perlambatan pertumbuhan IPR ini dipengaruhi oleh penurunan indeks keyakinan konsumen di bulan Oktober dibandingkan bulan sebelumnuya.
"Indeks keyakinan konsumen dipengaruhi oleh indeks harga konsumen yang tercatat inflasi 0,28% month on month (mom) pada bulan Oktober dibandingkan bulan September yang tercatat deflasi minus 0,18% secara bulanan," tutur Josua kepada Kontan.co.id, Senin (10/12).
Berdasarkan keterangan Bank Indonesia, kinerja penjualan eceran ini didukung oleh penjualan eceran pada subkelompok komoditas sandang dan kelompok komoditas bahan bakar kendaraan bermotor.
Menurut Josua, peningkatan penjualan eceran bahan bakar kendaraan bermotor dipengaruhi oleh keputusan pemerintah untuk tetap mempertahankan harga bahan bakar premium dan solar dan menaikkan harga bahan bakar non-subsidi mendorong konsumen untuk mengogunakan komoditas bahan bakar kendaraan bermotor lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
"Tingkat inflasi komponen sandang yang juga cenderung terkendali pada bulan Oktober juga mendorong peningkatan penjualan eceran komponen sandang," ujar Josua.
Meski laju penjualan eceran cenderung melambat pada bulan Oktober, namun Josua memperkirakan IPR di November akan membaik. Ini melihat indeks kepercayaan konsumen dan adanya peningkatan alokasi konsumsi dari pendapatan konsumen sepanjang November.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News