kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.136   65,00   0,40%
  • IDX 7.083   2,81   0,04%
  • KOMPAS100 1.051   -4,20   -0,40%
  • LQ45 820   -5,73   -0,69%
  • ISSI 213   0,28   0,13%
  • IDX30 420   -4,57   -1,08%
  • IDXHIDIV20 500   -6,00   -1,18%
  • IDX80 120   -0,46   -0,38%
  • IDXV30 125   0,31   0,25%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Perlambatan Ekonomi China Berpotensi Beri Dampak pada Pertumbuhan Ekonomi RI


Selasa, 03 Desember 2024 / 18:56 WIB
Perlambatan Ekonomi China Berpotensi Beri Dampak pada Pertumbuhan Ekonomi RI
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede (kanan) dalam Media Briefing PermataBank Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (3/12).


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permata Institute for Economic Research (PIER) ungkapkan sejumlah tantangan global yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025. Salah satunya adalah faktor risiko dari perlambatan ekonomi China. 

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat ekonomi China mulai mengalami perlambatan. Hal itu menurutnya akan terus berlanjut hingga tahun 2025 mendatang. 

"Ke depannya mungkin kita akan sulit untuk melihat pertumbuhan ekonomi China mencapai double digit," ungkap Josua dalam acara Media Briefing Permata Bank Economic Outlook 2025 di Hotel St. Regis, Selasa (3/12).

Josua mencatat dalam sepuluh tahun terakhir ekonomi China dapat tumbuh hingga double digit. Namun untuk ke depannya ia memproyeksikan akan sulit bagi China untuk tumbuh double digit, bahkan pertumbuhan ekonomi China masih akan berlanjut di bawah 5%. 

Baca Juga: Rupiah Terus Tertekan, Bakal Tembus ke Rp 16.000 per Dolar AS?

Menurut Josua hal itu perlu diantisipasi oleh Indonesia. Sebab, jika ada perlambatan ekonomi China yang berlanjut hingga tahun depan, maka akan berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

"Karena lebih dari 20% ekspor Indonesia itu ditujukan ke China," ujarnya. 

Berdasarkan kajian PIER, setiap 1% pertumbuhan atau perlambatan ekonomi China juga akan berdampak 0,1% pada pertumbuhan ataupun perlambatan ekonomi Indonesia. Menurut Josua ekonomi Indonesia lebih sensitif terhadap ekonomi China. 

"Maka  kami meng-highlight bahwa China masih menjadi isu ataupun faktor risiko yang harus kita antisipasi ke depannya," ucapnya. 

Di sisi lain, Josua juga mengungkapkan sejumlah risiko eksternal yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan. Ia menyebutkan kebijakan proteksionis Amerika Serikat, perlambatan permintaan global hingga harga komoditas menjadi tantangan yang perlu diwaspadai. 

Baca Juga: Pemerintah Hadapi Risiko Pengetatan Likuiditas Domestik

Selanjutnya: Kasus Duta Palma Group, Kejagung Kembali Sita Uang Senilai Rp 288 Miliar

Menarik Dibaca: Dorong Industri Film Lokal Berkembang, Netflix dan JAFF Gelar REEL LIFE Film Camp

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×